Rombongan yang dipimpin langsung Wali Kota Tarakan, dr. Khairul, berjumlah sekitar 30 orang dan diterima oleh Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, di Kantor Balai Kota Makassar.
“Kami melihat Makassar sebagai kota yang lebih maju dalam hal digitalisasi layanan publik. Kami ingin belajar, khususnya dalam pengelolaan retribusi parkir yang di Tarakan masih menjadi tantangan,” ujar Khairul.
Menurut Khairul, potensi PAD dari sektor parkir di Tarakan cukup besar, tetapi belum dikelola secara maksimal. Oleh karena itu, pihaknya berharap dapat mengadopsi sistem digital yang telah dijalankan di Makassar untuk menciptakan sistem yang lebih transparan, efektif, dan akuntabel.
Salah satu yang menarik perhatian Pemkot Tarakan adalah konsep Smart City yang telah diterapkan di Makassar. Konsep ini dianggap berhasil mendukung optimalisasi pelayanan publik sekaligus peningkatan pendapatan daerah.
Sementara itu, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyatakan keterbukaan untuk berbagi pengalaman serta menjalin kolaborasi antardaerah. Menurutnya, digitalisasi merupakan strategi kunci yang telah memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan PAD Makassar.
“Digitalisasi retribusi parkir dan pasar menjadi langkah strategis yang telah membantu Makassar meningkatkan PAD secara signifikan,” ujarnya.

Pemkot Makassar tengah memperluas sistem pembayaran digital di berbagai sektor, termasuk retribusi pasar dan parkir. Salah satu inisiatif terbaru adalah integrasi pembayaran parkir dengan pajak kendaraan bermotor. Dalam skema ini, pembayaran parkir dilakukan bersamaan dengan pembayaran pajak kendaraan secara daring.
Selain itu, Pemkot juga akan memberikan gaji tetap kepada para juru parkir guna menghindari kebocoran dan meningkatkan profesionalisme pengelolaan.
Di sektor pasar, transaksi pembayaran akan dicatat melalui sistem digital untuk menjamin transparansi antara pedagang dan pemerintah kota. Sebuah pasar percontohan dengan konsep smart market akan dikembangkan untuk menjadi model replikasi di pasar-pasar lainnya.
Menariknya, pendekatan digital yang dikembangkan Makassar tetap berpijak pada nilai-nilai lokal. Munafri menyebut, filosofi Sir’i, yang mengandung makna kehormatan dan harga diri, menjadi fondasi dalam membangun kesadaran kolektif masyarakat untuk taat membayar kewajiban pajak dan retribusi.
“Modernisasi tidak boleh melupakan kearifan lokal. Itulah yang kami lakukan di Makassar,” katanya.
Munafri menambahkan, Pemkot menargetkan PAD Makassar dapat melampaui angka Rp2 triliun tahun ini. Untuk mendukung target tersebut, berbagai strategi telah disiapkan, termasuk pengalokasian lebih dari 45 persen belanja APBD untuk sektor lokal dan penyelenggaraan event berskala besar setiap bulan yang diharapkan mendatangkan sedikitnya 5.000 pengunjung ke Makassar.
“Dengan langkah-langkah ini, kami ingin memastikan pertumbuhan ekonomi lokal yang inklusif dan berkelanjutan,” pungkas Munafri.(Ikhlas/ Azhar )