RAKYATSATU.COM, JAKARTA – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia, Prof. Dr. Taruna Ikrar, menanam pohon sebagai simbol dimulainya pembangunan fasilitas baru PT Lapi Laboratories, Jumat, 16 Mei 2025. Prosesi itu berlangsung di kawasan yang kelak menjadi Lapi Research and Innovation Centre (LRIC).
Penanaman pohon ini bukan sekadar seremoni, melainkan simbol komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan di tengah pesatnya pembangunan industri farmasi. “Menanam pohon berarti menanam harapan bagi masa depan yang sehat dan berkelanjutan,” kata Taruna Ikrar dalam sambutannya.
Hadir dalam acara tersebut sejumlah tokoh penting dari unsur pemerintah, militer, kepolisian, dan industri. Di antaranya Komisaris PT Lapi, Dr. Mustapa Widjaja, Dirut Hardy Setiady, Managing Director Andy Setiady, serta Direktur Melinda Widjaja. Juga tampak Inspektur Jenderal TNI AD Letjen Muhammad Saleh Mustafa, Kapolda Banten Irjen Pol Suyudi Ario Seto, serta Staf Khusus Sekretariat Negara Heru Budi Hartono.
Groundbreaking ini menandai awal pembangunan fasilitas LRIC yang berdiri di atas lahan seluas 1.140 meter persegi, dengan total bangunan 3.420 meter persegi. Bangunan tersebut terdiri dari dua lantai aktif dan satu lantai atap. Proyek ini ditargetkan rampung dalam 8 hingga 9 bulan dan siap diresmikan pada awal 2026.
PT Lapi Laboratories tidak berhenti di situ. Mereka berencana mengembangkan fasilitas hormon, serta menyiapkan lini produksi obat generik, non-beta laktam, biosimilar, small volume parenteral (SVP), hingga medical nutrition. Ekspansi ini juga akan merambah pasar Asia Tenggara, dengan ekspor perdana ke Filipina dijadwalkan tahun depan.
Dalam orasinya, Taruna Ikrar menekankan pentingnya kolaborasi berbasis konsep ABG—Academia, Business, Government*. Menurutnya, sinergi tiga sektor ini adalah kunci mendorong transformasi sistem kesehatan nasional menuju industri farmasi yang berdaya saing global.
“Riset yang aplikatif, industri yang kompetitif, dan regulasi yang adaptif akan memperkuat kemandirian Indonesia dalam sektor kesehatan,” ujarnya. (Ikhlas/*)