
Salah satu mobil pengangkut puluhahn jeriken solar di SPBU Karella Mare yang selalu ambil solar setiap hari tanpa peruntukan yang jelas
RAKYATSATU.COM, BONE - Keresahan petani pengguna pompanisasi di Kecamatan Mare, Kabupaten Bone, kian memuncak. Mereka mulai menyusun langkah untuk menggelar aksi unjuk rasa ke pihak kepolisian, DPRD Bone, Pemerintah Kabupaten Bone, dan Pertamina.
Aksi itu direncanakan menyusul sulitnya para petani memperoleh solar di SPBU Karella Mare, Desa Kadai, Kecamatan Mare. Warga menduga kelangkaan ini akibat praktik tidak transparan yang melibatkan pemilik SPBU, H. Kamaruddin. Padahal, stasiun pengisian bahan bakar itu disebut rutin mendapat jatah 16 ton solar bersubsidi setiap hari dari Pertamina.
Salah seorang petani Desa Cege, Kecamatan Mare, Andi Aslah, menuturkan bahwa kesulitan mendapatkan solar sudah berlangsung lama. Ia menegaskan bahwa para petani siap turun ke jalan jika kondisi ini tidak segera diatasi.
Apa yang kami alami bukan rahasia lagi. Kami sangat kesulitan mendapatkan solar di SPBU Karella Mare. Untung masih ada Pak Sekcam yang peduli dengan kondisi kami, ujar Andi Aslah, Jumat (17/10/2025).
Andi menambahkan, ratusan warga telah menyatakan kesiapan melakukan aksi ke Mapolres Bone, DPRD Bone, Bupati Bone, dan Pertamina. Mereka menuntut penindakan terhadap dugaan praktik pilih kasih dalam penyaluran BBM bersubsidi di SPBU tersebut.
Kami hanya diberi jatah enam jeriken, itu pun harus antre berhari-hari. Tapi ada pihak lain yang bisa mengambil puluhan jeriken setiap hari tanpa kesulitan. Ini jelas tidak adil, kata dia.
Ia berharap aparat penegak hukum dan Pertamina segera turun tangan, serta pihak pemberi rekomendasi lebih selektif mengeluarkan surat pembelian BBM bersubsidi agar tidak disalahgunakan.
Sebelumnya diberitakan, SPBU Karella Mare tidak melayani penjualan solar bersubsidi kepada petani tanpa persetujuan langsung dari H. Kamaruddin. Padahal, bahan bakar itu menjadi kebutuhan vital bagi petani pengguna pompanisasi untuk mengairi sawah yang tengah digarap.
Upaya konfirmasi kepada H. Kamaruddin belum membuahkan hasil. Nomor teleponnya aktif, namun tidak merespons panggilan maupun pesan.
Sementara itu, Hasniar, pengawas SPBU Karella Mare, mengakui pihaknya hanya menjalankan instruksi pimpinan. Ia membenarkan bahwa SPBU tersebut menerima pasokan solar sebanyak 16 ton per hari.
Saya hanya menjalankan perintah Pak Haji. Tidak boleh memberikan solar tanpa instruksinya. Jatah kami memang 16 ton per hari, ujar Hasniar.
Hasniar juga mengonfirmasi bahwa pemberian solar dalam jumlah besar kepada pihak tertentu dilakukan atas sepengetahuan dan persetujuan langsung dari H. Kamaruddin. [Ikhlas /Rasul]