Makna Natal pun mulai diartikan dengan pesta, pakaian serba baru, dan tampil beda dari hari biasanya. Berbeda dengan kondisi yang dialami jemaat di pedesaan yang mengalami kekurangan.
Ketua 1 BPS Gereja Toraja, Pendeta DR Alfred Anggui, M. Th, mengatakan bahwa sampai kini masih ada saja masyarakat yang belum sepenuhnya menikmati damai Natal, khususnya mereka yang ada dipelosok-pelosok Toraja.
"Sampai kini masih ada saja masyarakat kita yang belum sepenuhnya menikmati damai Natal, khususnya mereka yang ada dipelosok-pelosok Toraja," ujarnya, Senin (24/12).
"Natal mengingatkan tentang sebuah kepedulian dan kesiapan untuk berbagi kasih dengan semua tanpa kecuali, sehingga Natal dengan segala kemilau dan kemeriahan, hendaknya tidak membuat kita lupa untuk peduli dan berbagi," tambah Pendeta Alfred.
Pendeta Alfred pun menekankan akan tema Natal tahun ini, yakni Yesus Kristus Hikmat Bagi Kita memberi sebuah pesan.
"Betapa Sikap hidup kita harusnya berpusat pada Kristus, meskipun itu mungkin aneh dalam pandangan manusia umumnya. Ketika orang cenderung memperhatikan diri sendiri, maka Yesus hadir berbagi dgn yg lain. Ketika orang cenderung cari jalan kemewahan, Yesus justru hadir dgn cara hidup yang sederhana. Ketika orang saling melukai, Yesus hadir mengampuni dan memulihkan. Cara hidup Kristus memang asing buat manusia, tapi kita percaya itu adalah jalan terbaik untuk membangun kehidupan penuh damai sejahtera,"jelasnya.
Tak lupa, Pendeta Alfred mengucapkan salam Natal untuk semua yang merayakannya.
"Selamat Natal tahun 2018 dan menyongsong Tahun Baru 2019, Tuhan Berkati,' kuncinya. (Kris)
.jpg)