Iklan

Iklan

Wisata dan Warisan Adat Bertemu di Pattaungeng Soppeng 2025

04 Desember 2025, 9:14 PM WIB Last Updated 2025-12-04T13:14:16Z


RAKYATSATU.COM, SOPPENG
- Tradisi adat Bugis Pattaungeng bakal digelar tahun ini dengan mengangkat tema “Ade’ Malebbina Soppeng”, Kamis (4/12/2025).


Ritual yang mengandung pesan penghormatan terhadap alam dan leluhur itu akan berlangsung pada 6 Desember 2025 mendatang, di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Lejja, salah satu destinasi wisata unggulan Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.


Pattaungeng merupakan praktik budaya tahunan masyarakat Bugis di Soppeng yang dipusatkan di lokasi sumber mata air. Bagi masyarakat setempat, mata air bukan sekadar unsur alam, tetapi simbol kehidupan, sumber pangan, keberlanjutan ekologi, dan penanda hubungan harmonis antara manusia dan lingkungannya.


Melalui prosesi yang sarat simbol ini, masyarakat menyampaikan syukur kepada Tuhan atas limpahan air sebagai anugerah. Ritual juga menjadi bentuk penghormatan kepada leluhur atas nilai adat—atau Ade’ yang diwariskan turun-temurun untuk menjaga hubungan seimbang dengan alam. Tema “Ade’ Malebbina Soppeng” dipilih sebagai pengingat bahwa nilai adat masih relevan sebagai dasar tatanan sosial masyarakat Bugis saat ini.


Selain bermakna spiritual, Pattaungeng memainkan peran penting dalam menjaga kohesi sosial. Persiapan ritual dilakukan secara gotong-royong, melibatkan anak-anak hingga orang tua. Di ruang inilah nilai budaya diturunkan para tetua adat memberi teladan, sementara generasi muda belajar memaknai identitas dan akar kultural mereka. Pattaungeng bukan hanya ritual, tetapi momentum pertemuan generasi dan perayaan identitas kolektif.


Tahun ini, penyelenggaraan Pattaungeng juga diarahkan untuk memperkuat promosi pariwisata TWA Lejja.


Direktur Perseroda Lamataesso Mattappa selaku pengelola kawasan wisata, Musdar Asman, menilai kolaborasi antara adat dan pariwisata adalah strategi penting untuk memperkenalkan Soppeng secara lebih luas.


“Pattaungeng adalah warisan budaya yang harus kita hidupkan terus. Di Lejja, nilai syukur, kebersamaan, dan hubungan selaras manusia dengan alam terasa sangat kuat karena dipusatkan pada sumber mata air,” ujar Musdar.


Ia menambahkan bahwa pelaksanaan ritual di kawasan wisata membuka peluang untuk menghadirkan pengalaman kultural yang lebih lengkap bagi pengunjung.


"Kami ingin wisatawan melihat bahwa Lejja bukan hanya pemandian air panas. Ini juga ruang budaya. Dengan menghadirkan Pattaungeng, pertunjukan seni, dan tema Ade’ Malebbina Soppeng, kami ingin wisatawan merasakan keindahan alam, kekuatan budaya, dan keramahan masyarakat,” katanya.


Rangkaian acara dimulai sejak pagi dengan prosesi adat. Pada sore hingga malam hari, panggung kesenian akan menampilkan beragam pertunjukan budaya seperti Massure’, Mappadendang, Maggiri, Tari Pakkuru Sumange, Sere Afi, tari kreasi, hingga penampilan Band Langgam.


Lewat perpaduan ritual adat dan pertunjukan seni, Pattaungeng tahun ini diharapkan tidak hanya memperkuat ketahanan budaya masyarakat Soppeng, tetapi juga menjadi daya tarik wisata yang berkelanjutan bagi TWA Lejja.


Tradisi ini memperlihatkan bahwa budaya, masyarakat, dan alam dapat berjalan beriringan melestarikan warisan leluhur sembari membuka ruang pembangunan pariwisata daerah. [Ikhlas/Yudha]

Komentar

Tampilkan

  • Wisata dan Warisan Adat Bertemu di Pattaungeng Soppeng 2025
  • 0

Terkini

Iklan