Iklan

Iklan

Jejak Arung Palakka di Cempalagi: Sejarah dan Potensi Ekonomi Wisata

21 September 2025, 9:46 PM WIB Last Updated 2025-09-22T05:48:03Z

RAKYATSATU.COM, BONE -

Wakil Bupati Bone H. Andi Akmal Pasluddin saat memgunjungi situs bersejarah di Cempalagi, Desa Malllari, Kecamatan Awangpone

 Wakil Bupati Bone Dr. H. Andi Akmal Pasluddin, S.P., M.M., menegaskan komitmen untuk merawat situs-situs bersejarah di Kabupaten Bone agar tetap lestari dan berdampak positif bagi masyarakat. Pernyataan itu disampaikan saat meninjau Situs Budaya Assingkerukengnge Cempalagi di Dusun Cempalagi, Desa Mallari, Kecamatan Awangpone, Ahad, 21 September 2025.


Dalam kunjungan tersebut, Andi Akmal didampingi Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Bone, Hj. Maya Damayanti, S.P., serta pejabat daerah dan tokoh masyarakat setempat.


“Situs Assingkerukengnge bukan hanya warisan budaya, tetapi juga jejak sejarah yang sangat berharga. Di sinilah leluhur kita, khususnya Arung Palakka, meninggalkan pesan perjuangan dan kebesaran Bone. Tempat ini harus kita rawat dan promosikan sebagai destinasi wisata budaya,” ujarnya.


Di gua bersejarah itu, Wakil Bupati menyaksikan langsung beberapa bekas jejak peninggalan Arung Palakka—termasuk akkarebbeseng (bekas cakaran tangan), attuddukeng (bekas hentakan tumit), dan assingkerukeng (simpul sumpah) di dalam gua. Ia berharap agar nilai-nilai ini dikenal oleh generasi muda sebagai bagian dari identitas Bone.


Menurut Andi Akmal, situs di Bukit Cempalagi tidak sekadar menyimpan nilai sejarah dan budaya, tetapi juga memiliki potensi ekonomi yang besar bila dikelola secara profesional. “Jika dikelola secara profesional, situs ini bisa menjadi destinasi wisata budaya yang memberi manfaat ekonomi bagi warga sekitar, tentu dengan tetap menjaga nilai sejarah dan kelestariannya,” tegasnya.


Ia juga menyinggung kondisi Goa Mimpi, salah satu gua di kawasan bukit yang pernah dihiasi lampu warna-warni namun kini lampu-lampunya tak lagi berfungsi. Meski demikian, antusiasme masyarakat tetap tinggi karena harga tiket masuk yang terjangkau, yakni kira‑kira Rp 5.000 per orang.


Akses menuju lokasi juga relatif mudah: dari pusat Kota Watampone, pengunjung hanya perlu menempuh sekitar 20 kilometer atau lebih kurang 40 menit perjalanan ke Bukit Cempalagi.


Di akhir kunjungan, Andi Akmal menegaskan kembali bahwa sejarah dan jejak perjuangan Arung Palakka di Bukit Cempalagi bukan sekadar kisah masa lalu, melainkan warisan hidup yang harus terus dilestarikan. “Bukit Cempalagi adalah saksi bisu sumpah dan perjuangan Arung Palakka. Kita semua bertanggung jawab menjaga tempat ini agar tetap dikenal, dihargai, dan memberi manfaat bagi Bone,” pungkasnya. [Ikhlas/Sugi]

Komentar

Tampilkan

  • Jejak Arung Palakka di Cempalagi: Sejarah dan Potensi Ekonomi Wisata
  • 0

Terkini

Iklan