Kegiatan ini akan berlanjut Sabtu (12/7) di Media Cafe Parepos, Kota Parepare. Para peserta dijadwalkan mengikuti sesi materi intensif tentang teknik penulisan berita, kode etik jurnalistik, serta tantangan dan peluang di era digital.

Namun di balik semangat peserta, ada ironi yang terasa. Dukungan dari kalangan pejabat nyaris tak terlihat. Dari deretan tokoh pemerintah, hanya Wakil Bupati Bone, Dr. H. Andi Akmal Pasluddin, dan Kasat Lantas Polres Bone, AKP Musmulyadi, yang hadir dan menunjukkan kepeduliannya terhadap masa depan jurnalisme lokal.
Padahal, saat pemberitaan tidak sesuai keinginan, mereka kerap menjadi yang pertama mempertanyakan etika media.
“Mereka yang paling sering bertanya 'mana etikanya?' justru tak hadir saat kami bicara soal etika,” sindir seorang peserta.
Ketua PWI Bone, Suparman Warium, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar formalitas atau pelengkap syarat administrasi. “Ini bukan sekadar belajar menulis. Ada etika, tanggung jawab, dan integritas yang harus dipegang setiap jurnalis,” tegasnya.
Ia berharap pelatihan ini menjadi titik balik dalam menciptakan wartawan yang tidak hanya tangguh di lapangan, tapi juga memegang teguh prinsip etika dan profesionalisme. (Ikhlas/Sugi)