 |
| Menteri kebudayaan meresmika festival budaya Gau Maraja Kabupaten Maros |
Tabuhan gendang tradisional menggema, mengiringi atmosfer sakral pembukaan festival yang disambut antusias ribuan pengunjung. Hadir pula sejumlah tokoh penting, termasuk Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Fatmawati, Ketua DPRD Maros Gemilang Pagessa, tokoh adat, dan jajaran pejabat pemerintah daerah.
Dalam sambutannya, Menteri Fadli Zon memberikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah Kabupaten Maros atas upaya nyata dalam pelestarian budaya lokal.
“Festival Gau Maraja menjadi bukti komitmen kuat Maros dalam merawat budaya leluhur dan memperkenalkannya ke tingkat dunia,” ujarnya.
Festival tahun ini mengangkat tema “Leang-Leang Goes to World Heritage & Megadiversity”, menyoroti keunikan Taman Arkeologi Leang-Leang, satu-satunya taman arkeologi di Sulawesi Selatan, yang merupakan bagian dari UNESCO Global Geopark Maros-Pangkep.
Fadli Zon juga menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga kelestarian budaya.
“Anak muda harus menjadi pelopor dalam melestarikan dan mengembangkan seni serta tradisi lokal. Kalau bukan kita, siapa lagi?” tegasnya.
Tak hanya itu, ia mengungkap fakta luar biasa dari kawasan Leang-Leang:
“Di Leang Karampuang, Maros, ditemukan lukisan gua tertua di dunia berusia lebih dari 51.200 tahun. Ini membuktikan bahwa peradaban manusia bisa jadi bermula dari sini.”
Penemuan ini menjadikan Maros bukan sekadar wilayah dengan kekayaan budaya, melainkan juga situs peradaban dunia yang patut dibanggakan.
Festival Gau Maraja 2025 menjadi panggung megah untuk menampilkan kearifan lokal, sembari mengajak dunia mengenal warisan sejarah tak ternilai dari Kabupaten Maros.
