Opini akan siapa yang akan menduduki persediaan 30 kursi, diyakini masih akan dimenangkan oleh petahana atau incumbent, yang tentu telah memiliki kinerja di periode sebelumnya.
Pendiri LSM LPRI Toraja, Rasyid Mapadang mengatakan tingkat kepopuleran para petahana, masih melekat di masyarakat.
"Nama petahana masih populer dan melekat di masyarakat. Masing-masing memiliki basis yang tidak akan lepas begitu saja," kata Rasyid.
Namun munculnya para petarung baru dari enam daerah pilihan (Dapil) yang tersebar merata, tidak bisa dipandang sebelah mata.
Para petarung baru dari Dapil 1, diyakini akan menghadirkan warna baru yang membawa perubahan dan aspirasi masyarakat Tana Toraja, yang belum diwujudkan para Petahana.
Kehadiran dua partai baru, Partai Perindo dan Berkarya, yang masing-masing mengusung caleg yang memiliki kapabilitas tinggi di masyarakat Toraja, membuat persaingan semakin sengit.
Rasyid menyebut cara kerja tim sukses dalam menjual dan mengampanyekan calonnya, menjadi kunci berhasil dalam meraih suara masyarakat Toraja yang memiliki karakter pemilih tradional yang susah ditebak.
"Cara kerja timses dipertanyakan. Timses harus pandai berbicara dari hati ke hati, apalagi karakter masyarakat Toraja susah ditebak, ada yang iseng, ada yang serius dalam memberikan komitmennya," sebutnya.
Partai politik yang akan meraup kursi terbanyak pun, masih diyakini akan direbut oleh Partai Golkar. Di periode sebelumnya, Partai Golkar meraih 7 kursi dan menyabet Ketua DPRD Tana Toraja.
Rasyid yakin, dalam Pemilu tanggal 17 April 2019 mendatang, Partai Golkar dipastikan akan semakin eksis merebut kursi terbanyak dengan merapatkan barisan para kader terbaiknya. (Kris)
.jpg)