Kunker yang akan dilaksanakan pada tanggal 18 - 20 Oktober 2018 tersebut, diketahui untuk meninjau kondisi infrastruktur dan transportasi di Kabupaten Toraja Utara.
Namun yang sangat disesalkan, yakni Komisi V DPR RI yang terdiri atas 8 orang tersebut, tidak menginjakkan kakinya ke Kabupaten Tana Toraja, yang saat ini sedang menggenjot percepatan pembangunan bandar udara yang sangat dibutuhkan, baik Tana Toraja maupun Toraja Utara.
Hal ini pun dibenarkan oleh Ketua Komisi III DPRD Tana Toraja, Kristian H. P Lambe, yang mengungkapkan kekesalannya.
"Seolah-olah Komisi V mau halang-halangi pembangunan BBK, juga penerbangan Pongtiku dihambat," ujar Kristian.
Kedatangan Komisi V yang akan melalui perjalanan yang jauh dan panjang dari Senayan, Jakarta pun, dianggap sangat tidak adil,
"Mentang-mentang tidak ada orang Toraja di Komisi V, sehingga jadi seenaknya mereka matikan pariwisata Toraja," tambah Kristian.
Kejanggalan pun sangat terlihat, bahkan Kristian menyebut ketidakadilan ini sepertinya sudah direncanakan,
"Tana Toraja dan Toraja Utara harus kompak sebagai saudara kandung, jangan ada ketidakadilan," kata Kristian.
Diketahui, delapan legislatif Komisi V DPR RI tersebut, akan berangkat pukul 05.30 WIB lewat Bandara Soekarno Hatta menuju Bandara Sultan Hasanuddin ( UPG ) Makasar, kemudian akan menuju Bandara Lagaligo Palopo ( LLO )- Toraja Utara.
Kunker Komisi V tersebut akan selesai dilaksanakan hingga pukul 16.00 Wita, dan kembali ke Palopo. (Kris)
.jpg)