Dr. Dahlan Lama Bawa, S.Ag,M.Ag
RAKYATSATU. COM, PALOPO — Peringatan Milad Muhammadiyah ke-113 tingkat Provinsi Sulawesi Selatan yang digelar pada 6 Desember 2026 di Kota Palopo menjadi momentum yang sarat makna: mencerahkan, menggerakkan, sekaligus menggembirakan. Kegiatan ini berlangsung setelah perayaan Milad tingkat nasional yang dipusatkan di Kota Bandung pada 11 November 2025, bertepatan dengan hari kelahiran Muhammadiyah (11 November 1912).
Ajang Pencerahan, Sebagai organisasi modern, Muhammadiyah konsisten menjaga tradisi pencerahan dalam dakwahnya. Semangat yukhrijuhum minadzdzulumaati ilannur menjadi dasar gerakan untuk mengubah manusia dari ketidaktahuan menuju pemahaman, dari kelalaian menuju ketaatan, dari penyimpangan menuju jalan lurus.
Di berbagai cabang dan ranting, pengajian pekanan dan bulanan rutin digelar. Diskusi, seminar, dan bedah buku marak dilaksanakan di kampus-kampus Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA). Organisasi ortom—IPM, IMM, Nasyiatul Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Hizbul Wathan, dan Tapak Suci—juga aktif menggelar kegiatan pendidikan dan pembinaan.
Pondok pesantren Muhammadiyah/Aisyiyah mengadakan kajian kitab turats, sementara LP2M rutin menyelenggarakan Kemah Tahfidz dan Bahasa sebagai ajang uji kualitas santri dan siswa, terutama dalam bidang ISMUBARIS (Al-Islam, Kemuhammadiyahan, Bahasa Arab dan Inggris).
Pada Puncak Milad tingkat wilayah, penghargaan diberikan kepada para juara berbagai lomba serta kepada PDM terbaik se-Sulawesi Selatan yang dinilai aktif melakukan pencerahan di wilayah masing-masing.
Ajang Menggerakkan, Sejarah panjang Muhammadiyah tidak lepas dari misi Al-Ma’un, yang diwujudkan dalam gerakan sosial seperti pendirian Rumah Sakit PKO/PKU, panti asuhan Muhammadiyah/Aisyiyah, serta pelayanan bagi anak yatim dan dhuafa.
Momentum Milad kali ini juga memperlihatkan gerakan nyata. Tim medis keliling memberikan layanan kesehatan gratis di kawasan kota hingga daerah terpencil. Kampanye literasi digital menyasar generasi muda dan masyarakat umum.
Selain itu, kegiatan Milad mendorong perputaran ekonomi. Ribuan peserta yang datang dan kembali dari Palopo menggerakkan sektor transportasi, perhotelan, kuliner, hingga UMKM. Hal ini menegaskan bahwa Milad Muhammadiyah bukan hanya peringatan historis, tetapi juga penggerak ekonomi umat.
Ajang Menggembirakan, Nuansa kegembiraan tampak dalam berbagai penampilan seni dari Tapak Suci Putra Muhammadiyah, devile Hizbul Wathan, hingga kreasi santri dan siswa sekolah/madrasah Muhammadiyah. Wujud antusiasme terlihat dari peserta yang datang dengan biaya sendiri namun tetap menunjukkan senyum cerah dan semangat berbagi kebahagiaan.
Seligman (2001) menegaskan bahwa kegembiraan merupakan unsur penting kesejahteraan. Secara mental dapat mengurangi stres, secara fisik menurunkan tekanan darah dan memperkuat imun, serta secara sosial meningkatkan keakraban dan empati. Hal ini sejalan dengan tema Milad ke-113: Memajukan Kesejahteraan Bangsa.
Khatimah, Milad Muhammadiyah ke-113 di Palopo diharapkan menjadi momentum untuk terus mencerahkan, menggerakkan, dan menggembirakan. Perayaan ini tidak hanya memperingati hari lahir persyarikatan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi umat untuk terus berkontribusi mewujudkan masyarakat yang adil, beriman, berilmu, dan penuh kebaikan.(Ikhlas/ Amd)