Iklan

Iklan

Petani Mare Mengeluh Sulit Dapat Solar, SPBU Karella Diduga Tebang Pilih

16 Oktober 2025, 9:18 PM WIB Last Updated 2025-10-16T13:18:42Z

Jerigen petani di Mare yang sudah berhari-hari di SPBU Karella Mare, belum diisi


RAKYATSATU.COM, BONE
- Keluhan petani kembali mencuat di Kecamatan Mare, Kabupaten Bone. Para petani, khususnya pengguna pompanisasi yang bergantung pada bahan bakar minyak (BBM) jenis solar, mengaku kesulitan mendapatkan pasokan. Mereka menuding pemilik SPBU Karella Mare, H. Kamaruddin, sebagai penyebab utama masalah ini.


Salah seorang petani asal Desa Cege, Andi Aslah, mengungkapkan keluhannya saat ditemui di SPBU Karella Mare, Kamis, 16 Oktober 2025.


“Sudah lima hari saya mengantri, itu pun hanya dikasi lima jerigen. Kita petani di Mare hanya diberi maksimal enam jerigen solar dan harus menunggu berhari-hari sampai ada keputusan dari pemilik SPBU,” kata Andi Aslah.


Menurutnya, para petani baru bisa memperoleh solar bersubsidi jika ada perintah langsung dari H. Kamaruddin.


“Kami hanya bisa pasrah menunggu keputusan dari pemilik SPBU. Surat rekomendasi sudah kami masukkan, tapi tetap menunggu berhari-hari. Sementara ada yang hampir setiap hari bisa ambil puluhan jerigen,” ujarnya.


Ia menyebut ada ketimpangan dalam penyaluran solar. Petani hanya mendapat jatah terbatas, sedangkan pihak lain bisa memperoleh hingga 45 jerigen tanpa hambatan.


“Sebenarnya tidak adil. Kami petani cuma dapat enam jerigen dan harus antre berhari-hari. Tapi ada yang bisa ambil sampai 15–45 jerigen hampir tiap hari. Kami bersama petani lain sedang membahas langkah selanjutnya, bahkan bisa saja melakukan aksi protes atas perlakuan tidak adil ini,” tegasnya.


Keluhan serupa datang dari petani lainnya, Delon. Ia berharap aparat dan instansi terkait segera turun tangan untuk memeriksa proses penyaluran solar dan penggunaan surat rekomendasi.


“Saya berharap pihak berwenang turun langsung mengawasi. Begitu juga Pertamina, perlu memeriksa surat rekomendasi. Dinas yang mengeluarkan surat seperti Dinas Pertanian dan Perhubungan juga jangan terlalu mudah memberikan rekomendasi,” ujarnya.


Sementara itu, saat dihubungi melalui telepon, pemilik SPBU Karella Mare, H. Kamaruddin alias H. Udin, tidak merespons meski nada sambung terdengar aktif.


Di lokasi, salah seorang pengawas SPBU, Hasni, mengaku hanya menjalankan instruksi atasannya.


“Saya hanya melaksanakan perintah Pak Haji. Kami tidak boleh memberikan solar tanpa izin langsung dari beliau,” kata Hasni.


Soal pembelian solar dalam jumlah besar oleh pihak tertentu, Hasni pun tidak menampik. “Kalau ada yang ambil puluhan jerigen, itu atas persetujuan Pak Haji,” ujarnya.


Berdasarkan penelusuran Rakyatsatu.com di SPBU Karella Mare, Desa Kadai, Kecamatan Mare, Kamis, 16 Oktober 2025, ditemukan mobil pick up yang rutin mengangkut sekitar 15 jerigen solar subsidi setiap hari dengan tujuan yang tidak jelas. Informasi di lapangan menyebutkan, solar itu diduga digunakan untuk alat berat yang beroperasi di Kecamatan Tonra, Bone. Dugaan keterlibatan pemilik alat berat dengan pihak SPBU masih dalam pendalaman.


Ironisnya, para petani di Mare hanya diperbolehkan mengambil maksimal enam jerigen solar, dan itu pun setelah menunggu antrean hingga lima hari. Padahal, bahan bakar tersebut sangat dibutuhkan untuk mengoperasikan pompanisasi guna mengairi sawah yang sedang digarap.


Selain itu, ditemukan pula praktik pengisian hingga 45 jerigen solar subsidi oleh seorang pemilik kapal asal Kecamatan Tanete Riattang Timur. Berbeda dengan petani, pengisian untuk kapal itu dilakukan tanpa antrean. [Ikhlas /Rasul]




Komentar

Tampilkan

  • Petani Mare Mengeluh Sulit Dapat Solar, SPBU Karella Diduga Tebang Pilih
  • 0

Terkini

Iklan