Iklan

Iklan

Pesta Adat Mappogau Sihanua, Wujud Syukur Masyarakat Adat Karampuang di Sinjai

28 Oktober 2025, 2:43 PM WIB Last Updated 2025-10-28T06:43:22Z

Ritual Menre Ri Bulu, Puncak Pesta Adat Mappogau Sihanua di Sinjai



RAKYATSATU.COM, SINJAI — Masyarakat adat Karampuang di Desa Tompobulu, Kecamatan Bulupoddo, kembali menggelar Pesta Adat Mappogau Sihanua, Senin (27/10/2025). Tradisi tahunan ini menjadi ungkapan syukur atas keberhasilan panen pertanian dan perkebunan warga.

Kegiatan ini dihadiri Bupati Sinjai Dra. Hj. Ratnawati Arif, Wakil Bupati Andi Mahyanto Mazda, unsur Forkopimda, Wakil Ketua II DPRD Sinjai Sabir, pimpinan instansi vertikal, Ketua TP PKK Sinjai Rozalina A. Mahyanto, Permaisuri Raja Gowa ke-38 Andi Hikmawati Petta Umba, para kepala OPD, serta masyarakat dari berbagai daerah.

Dalam sambutannya, Bupati Ratnawati Arif menyampaikan apresiasi terhadap pelestarian adat Mappogau Sihanua yang dinilai memiliki nilai sosial, budaya, dan ekonomi yang tinggi.

“Pesta adat ini berpotensi menjadi agenda wisata budaya yang menarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara, sekaligus menggerakkan ekonomi masyarakat melalui sektor pariwisata,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Sinjai mendukung penuh kegiatan budaya tersebut sebagai bagian dari strategi pembangunan daerah.

“Partisipasi aktif masyarakat merupakan kunci keberhasilan setiap kegiatan. Mari kita bersama-sama menyukseskan pelaksanaan Pesta Adat Mappogau Sihanua dan menjadikan Bumi Panrita Kitta semakin baik dan sejahtera,” tambahnya.

Bupati dan Wakil Bupati Sinjai turut menyaksikan ritual puncak “Menre Ri Bulu”, prosesi adat di puncak gunung yang menjadi inti dari Mappogau Sihanua.

Rangkaian kegiatan adat ini telah dimulai sejak Ahad, 19 Oktober 2025, melalui Mabbahang atau musyawarah adat sebagai pembuka. Dilanjutkan Mappatoa, yaitu permohonan restu kepada pemerintah setempat pada 20 Oktober.

Selama 24–26 Oktober, warga melaksanakan Mappaota dan Mabbaja-baja, yakni prosesi pembersihan kawasan adat sebagai bentuk penyucian sebelum puncak acara.

Selain ritual adat, digelar pula Lomba Kuliner Kue Tradisional yang melibatkan ibu-ibu PKK tingkat dusun sebagai ajang pelestarian cita rasa khas Sinjai.

Keesokan harinya, 28 Oktober 2025, masyarakat melaksanakan Mabbali Sumange atau Massulo Beppa, tradisi mengumpulkan kue sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur.

Sebagai penutup, dilakukan Malling atau masa pantangan. Dalam periode ini, warga kawasan adat dilarang memotong hewan — tujuh hari bagi warga dalam kawasan adat dan lima hari bagi warga luar kawasan. Selama pantangan, masyarakat hanya diperbolehkan mengonsumsi makanan tanpa darah sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur. (Ikhlas/Sudirman)
Komentar

Tampilkan

  • Pesta Adat Mappogau Sihanua, Wujud Syukur Masyarakat Adat Karampuang di Sinjai
  • 0

Terkini

Iklan