Iklan

Iklan

700 Ribu UMKM Sulawesi Naik Kelas Berkat Layanan Amartha

16 September 2025, 1:52 PM WIB Last Updated 2025-09-16T05:56:03Z
(Ki-ka) Plt. Kabid Pengembangan Diskop Sulsel, Dr. Andi Erni Ramanga, VP Public Relations Amartha, Harumi Supit dan Deputi Direktur Bank Indonesia Provinsi Sulsel, Aswin Gantina. (Ist)


RAKYATSATU.COM, MAKASSAR - Berbekal pengalaman lebih dari 15 tahun melayani masyarakat di 50.000 desa, Amartha semakin memperkuat komitmennya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui digitalisasi UMKM perdesaan. 

Lewat layanan AmarthaFin, masyarakat kini dapat mengakses layanan keuangan digital terintegrasi, mulai dari pembayaran digital, investasi mikro, penjualan PPOB, hingga akses permodalan dari satu aplikasi saja.

Sejak hadir di Sulawesi pada 2019, Amartha mencatatkan penyaluran lebih dari Rp1 triliun modal produktif dalam setahun terakhir kepada 700 ribu perempuan pengusaha UMKM.

VP Public Relations Amartha, Harumi Supit menjelaskan, potensi ekonomi daerah dan masyarakat perdesaan sangat besar, namun belum terealisasi secara optimal. 

"Melalui AmarthaFin, kami menghadirkan layanan keuangan digital yang lebih lengkap, yang khusus dirancang untuk kebutuhan masyarakat perdesaan guna mendorong inklusi keuangan serta memicu pertumbuhan ekonomi daerah. Layanan AmarthaFin memudahkan masyarakat desa dan pengusaha UMKM untuk bertransaksi keuangan digital secara aman dan praktis," ujarnya.


Di samping layanan digital melalui AmarthaFin, Amartha tetap memberikan pendampingan usaha kepada mitra UMKM binaan. Lebih dari 1.300 tenaga lapangan tersebar di wilayah Sulawesi, yang bertugas untuk memberikan edukasi literasi keuangan dan digital kepada mitra UMKM binaan.

Kombinasi teknologi dan layanan tenaga lapangan, terbukti mampu mendorong pertumbuhan UMKM di desa dan memitigasi risiko dengan baik.

Menyadari besarnya potensi ekonomi daerah yang ditopang oleh UMKM, pemerintah juga terus mendorong pertumbuhan UMKM lewat berbagai program peningkatan kapasitas pengusaha UMKM.

Plt. Kabid Pengembangan Diskop Sulsel, Dr. Andi Erni Ramanga menjelaskan, tantangan yang dihadapi UMKM lokal masih terletak pada sulitnya akses permodalan, adopsi digital, hingga peningkatan kapasitas. 

Oleh sebab itu, Dinas Koperasi pun menyediakan fasilitas yang mendukung UMKM untuk naik kelas, mulai dari konsultan bisnis, inkubator di UPT PLUT DisKop SulSel, seperti inkubator digital, fashion, kuliner, IT, dan studio untuk pemasaran digital. 

"Harapannya, UMKM Sulawesi Selatan bisa naik kelas dan punya daya saing tinggi," tuturnya.

Sejalan dengan upaya dari Dinas Koperasi, Aswin Gantina, Deputi Direktur Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan juga menyampaikan inisiatif Bank Indonesia untuk mendukung UMKM.

"Bank Indonesia mendorong UMKM untuk melek digital dan melakukan pencatatan keuangan secara digital. Peningkatan kapasitas pun juga dilakukan lewat berbagai kegiatan seperti program UMKM Rewako, Rewako Petani, Rewako Ekspor, dan Rewako Fashion. Hal ini akan sangat membantu bagi pengusaha UMKM agar dapat mengakses pembiayaan dan memperluas pasar," ujarnya.

Kehadiran Amartha lewat teknologi yang dapat menjangkau UMKM di perdesaan turut berkontribusi dalam mengakselerasi adopsi digital bagi UMKM lokal. Lebih dari 100.000 masyarakat desa di Sulawesi telah menggunakan aplikasi AmarthaFin untuk bertransaksi digital.

"Ke depan, kami berharap teknologi AmarthaFin semakin membuka peluang bagi jutaan masyarakat desa untuk mengakses keuangan dan terhubung dengan investor nasional maupun global, sehingga mereka dapat merealisasikan potensi dan menggerakkan ekonomi dari desa," tutup Harumi. (Ikhlas/Amin)
Komentar

Tampilkan

  • 700 Ribu UMKM Sulawesi Naik Kelas Berkat Layanan Amartha
  • 0

Terkini

Iklan