RAKYATSATU.COM, MAKASSAR - Seratus hari kepemimpinan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin dan Aliyah Mustika Ilham, tak datang dengan gegap gempita. Tidak ada perayaan besar, tak pula klaim tuntas. Sebaliknya, mereka memilih menunjukkan pijakan awal yang mereka sebut sebagai “fondasi kebijakan”.
Sejumlah program unggulan dari paket kepemimpinan MULIA akronim dari Makassar Unggul, Inklusif, Aman, dan Berkelanjutan telah memulai debutnya. Beberapa sudah disiapkan secara administratif dan teknis, namun sebagian besar masih bergelut di atas kertas, menyusun regulasi, menyisir anggaran, dan merancang koordinasi antarlembaga.
"Sebenarnya, 100 hari ini bukan untuk menyelesaikan semua program, tetapi untuk memastikan arah kebijakan sudah sesuai jalur," kata Sekretaris Daerah Kota Makassar, Andi Zulkifly Nanda, yang juga menjabat Kepala Bappeda.
Ia menegaskan bahwa kinerja 100 hari seharusnya dipahami sebagai penentu arah, bukan pelari jarak pendek. "Yang terpenting, bukan soal kecepatan, tapi ketepatan dan keberlanjutan."
Salah satu pekerjaan rumah terbesar adalah rampungnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang telah masuk tahap akhir dan segera dikaji DPRD sebelum disahkan. Dokumen ini bakal jadi kitab suci pembangunan Kota Makassar hingga 2029.
Dari tujuh program utama yang dijanjikan termasuk seragam sekolah gratis, iuran sampah gratis, sambungan air bersih gratis, hingga pembangunan stadion baru di Untia baru beberapa yang telah menyentuh realisasi tahap awal.
Misalnya, proyek Makassar Super Apps yang disebut akan menyatukan 140 layanan digital ke dalam satu platform, hingga kini belum diluncurkan. Nama aplikasinya pun masih misteri. Sementara itu, proyek stadion baru masih berada di fase studi kelayakan, dengan anggaran awal Rp2,3 miliar.
Untuk program seragam sekolah gratis, Pemkot mengklaim telah menyiapkan Rp11,49 miliar, dengan memberdayakan UMKM penjahit lokal. Namun pengadaan masih dalam proses ULP. Begitu pula dengan program air bersih gratis, yang masih bergantung pada kesiapan teknis PDAM.
Di Pantai Losari, pembangunan fisik Makassar Creative Hub mulai berjalan. Tapi sistem operasionalnya, termasuk pembentukan jaringan co-working space di kecamatan, masih dalam penyusunan regulasi.
Di tengah geliat optimisme, pemerintah kota juga mengakui tantangan berat: penyusunan Perwali hingga Perda, menyesuaikan dengan RPJMD provinsi dan pusat, serta manajemen APBD yang ketat.
"Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen Pemkot membangun kebijakan yang terstruktur, terukur, dan berkelanjutan," ujar Zulkifly.
Namun publik tetap menanti hasil yang bisa disentuh langsung, bukan sekadar blueprint dan jargon. Sebab, 100 hari adalah momentum. Bukan penyelesaian, tapi cerminan arah. Dan di sinilah MULIA diuji: bukan oleh janji, melainkan konsistensi. (Ikhlas/Azhar)