Iklan

Iklan

Dari Kitab Kuning hingga Hafalan 30 Juz: Santri Al-Junaidiyah Biru Diwisuda

12 Mei 2025, 6:35 AM WIB Last Updated 2025-05-11T22:51:34Z

Wakil Bupati Bone H. Andi Akmal Pasluddin didampingi pimpinan Pondok Pesantren Modern Al-Junaidiyah Biru Abul Khair dan ketua DPRD Bone Andi Tenri Walinonong bersama tamu undangan lainnya.


RAKYATSATU.COM, BONE – Sentosa Ballroom Novena Hotel Watampone dipenuhi haru dan kebanggaan, Ahad (11/05/2025), saat ratusan santri Pondok Pesantren Modern Al-Junaidiyah Biru Kabupaten Bone mengikuti Wisuda Tahfizh Al-Qur’an dan Wisuda Mumtaz.

Sebanyak 104 santri Tahfizh resmi diwisuda, terdiri dari 61 putra dan 43 putri. Mereka terbagi dalam tiga kategori: 61 orang hafal 10 Juz, 25 orang hafal 20 Juz, dan 18 orang berhasil mengkhatamkan 30 Juz. Prosesi ini menjadi bukti nyata komitmen pesantren tertua di Bone ini dalam mencetak generasi Qur’ani sejak 1980.

Acara yang berlangsung khidmat ini turut dihadiri oleh Wakil Bupati Bone H. Andi Akmal Pasluddin, unsur Forkopimda, Ketua DPRD Andi Tenri Walinonong, Rektor IAIN Bone Prof. Dr. H. Syahabuddin, M.Ag., serta jajaran Kemenag, pimpinan pondok, para wali santri, hingga tamu undangan dari berbagai kalangan.

Tradisi Ilmu dan Keunggulan Santri

Wisuda Mumtaz dirangkaikan dengan prosesi I’rab—kemampuan membaca dan memahami kitab kuning (kitab gundul), yang dipandu langsung oleh tim penguji dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Alimin Misra, M.Ag. dan Ustadz Andre. Prosesi ini menjadi bukti penguasaan santri terhadap ilmu alat, dasar penting dalam memahami literatur keislaman klasik.

Ratusan Santri Pondok Pesantren Modern Al-Junaidiyah Biru mengikuti Wisuda dan Penamatan di Sentosa Ball Room Novena Hotel, Minggu (11/05/2025).

Pimpinan Pondok, Dr. Abul Khair, M.Sy., menyebut bahwa metode pengajaran berbasis kitab kuning ini telah lama menjadi ciri khas pesantren. “Santri mengkhususkan diri untuk menghafal 30 Juz, sekaligus memahami ilmu-ilmu agama secara komprehensif,” ujarnya.

Penghargaan untuk Para Hafizh dan Santri Berprestasi

Salah satu momen paling mengharukan adalah ketika santri wisudawan 30 Juz, Muhammad Nurhilman, diuji hafalannya langsung oleh dosen IAIN Bone dan Wakil Bupati Bone. Tepuk tangan dan linangan air mata memenuhi ruangan saat ia berhasil menyelesaikan tes dengan lancar.

Selain wisuda, piagam penghargaan juga diberikan kepada puluhan santri berprestasi lainnya sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi mereka dalam pendidikan agama.

Apresiasi dan Harapan Para Tokoh

Wakil Bupati Bone H. Andi Akmal Pasluddin mengungkapkan kebanggaan dan apresiasinya atas kontribusi pesantren dalam membentuk generasi Qur’ani. Ia mengajak seluruh pihak untuk tidak lagi membedakan sekolah umum dan sekolah agama. "Keduanya punya tujuan yang sama, yaitu mencintai agama dan negeri ini," ucapnya.

Sementara itu, perwakilan Kemenag Sulsel, Dr. H. Bahri Mappiasse, mengingatkan santri hafizh untuk menjaga hafalan dan menjauh dari perbuatan maksiat. "Hafalan Qur’an adalah cahaya, dan cahaya tidak akan masuk ke hati yang gelap oleh dosa," tuturnya.

Kasubag TU Kemenag Bone, H. Ahmad Yani, turut mengapresiasi kiprah Al-Junaidiyah Biru yang telah mewakili Kabupaten Bone hingga ke ajang nasional dan internasional. Ia juga menyebutkan bahwa Bone saat ini memiliki 27 pondok pesantren dan 310 madrasah yang tersebar di berbagai kecamatan.

Generasi Qur'ani, Harapan Masa Depan

Sebagai penutup, Wakil Bupati Bone H. Andi Akmal Pasluddin menyampaikan harapannya agar pemerintah terus memberikan dukungan terhadap pesantren. “Semoga kerjasama antara pemerintah daerah, Kemenag, pesantren, dan masyarakat terus terjalin demi mewujudkan Bone yang Maberre—mandiri, berkelanjutan, dan berkeadilan,” pungkasnya. (Ikhlas/Sugi)
Komentar

Tampilkan

  • Dari Kitab Kuning hingga Hafalan 30 Juz: Santri Al-Junaidiyah Biru Diwisuda
  • 0

Terkini

Iklan