RAKYATSATU.COM, MAROS - Pemerintah Kabupaten Maros melalui Dinas Pendidikan terus memperluas akses pendidikan ke wilayah terpencil. Salah satu fokusnya adalah daerah Barra di Desa Bonto Manurung, Kecamatan Tompobulu, yang selama ini menghadapi keterbatasan infrastruktur pendidikan.
Kepala Dinas Pendidikan Maros, Andi Patiroi, mengatakan bahwa sebelumnya proses belajar-mengajar di kawasan tersebut dijalankan oleh pihak swasta. Namun sejak tiga tahun terakhir, sekolah di daerah itu telah menjadi kelas jauh dari SD Negeri Bonto Parang di bawah pengelolaan langsung Dinas Pendidikan.
“Selama dua tahun terakhir, kami telah menyalurkan bantuan seperti seragam sekolah, buku pelajaran, hingga mendirikan tenda darurat sebagai ruang belajar sementara,” ujar Andi Patiroi, Senin (3/3/2025).
Patiroi mengungkapkan, pada tahun anggaran 2025, pihaknya mengalokasikan Rp300 juta dari Dana Alokasi Umum (DAU) untuk membangun ruang kelas permanen di daerah tersebut. Namun, pembangunan sempat terkendala lantaran lokasi berada di kawasan hutan lindung.
“Rekomendasi dari Balai Hutan Lindung kini telah kami terima, dan lokasi hibah juga sudah tersedia,” ujarnya.
Menurut dia, kehadiran ruang kelas permanen sangat krusial karena jarak antara permukiman warga dan sekolah terdekat cukup jauh, sementara akses jalan masih terbatas.
“Kelas jauh ini menjadi solusi jangka menengah untuk menjawab tantangan akses pendidikan di wilayah terisolasi,” kata Patiroi.(Ikhlas/Arul)