
RAKYATSATU.COM,
BUTON TENGAH – Terjadinya dualisme Sekretaris Daerah memicu reaksi dari kalangan
Masyarakat Kabupaten Buton Tengah melalui Aliansi Satuan Mahasiswa Pemuda
Rasional Agamis dan Sosialis (Samurais-Buteng) yang kemudian menggelar aksi
demonstrasi di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Buton Tengah,
Senin (26/5/2025).
Gerakan
demonstrasi ini dilatarbelakangi ketidakjelasan status Sekda Kabupaten Buton
Tengah hingga kini masih mengalami dualisme kepemimpinan antara Sekda
Konstatinus Bukide yang merupakan Sekda Definitif sebelum menjabat Pj. Bupati
Buton Tengah dan Pelaksana Harian (Plh) Sekda Samsudin Pamone.
Fandi Ahmad
yang merupakan Koordinator Lapangan (Korlap) aksi mengatakan bahwa kondisi
dualisme Sekda telah menimbulkan kebingungan di kalangan aparatur sipil negara
(ASN) dan menghambat jalannya pemerintahan. Menurutnya, DPRD seharusnya segera
mengambil langkah tegas demi menjaga stabilitas di masyarakat.
“Kami minta
kepada Bapak DPRD Buton Tengah agar segera menyelesaikan dan meminta kejelasan
dari Pemerintah Daerah terkait persoalan ini. Jangan biarkan rakyat terus
dirugikan hanya karena tarik-menarik kepentingan elit sehingga masyarakat yang
dikorbankan,” ujarnya.
Selain itu,
akibat dari polemik dualisme Sekda di Kabupaten Buton Tengah, tenaga honorer
ikut terdampak oleh kepentingan elit politik.
“Dari segi
gaji, tenaga honorer di Sekretariat Daerah sejak adanya Bupati definitif belum
menerima pembayaran karena persoalan dualisme Sekda ini. Hal ini harus
diperhatikan oleh bapak-bapak dewan,” tegas Fandi.
Sementara itu,
DPRD Buton Tengah melalui Ketua Komisi III, Bobby Ertanto, menjelaskan bahwa
persoalan dualisme Sekda ini sudah lama menjadi perhatian DPRD. Menurutnya,
tuntutan dari masyarakat yang tergabung dalam aliansi Samurais-Buteng juga
telah direspons oleh DPRD melalui pendekatan dialog dengan Pemerintah Daerah.
“Insyaallah,
dalam waktu dekat kita akan komunikasikan dengan Sekretaris Dewan untuk
menjadwalkan hearing atau Rapat Dengar Pendapat bersama pihak Pemerintah Daerah
dan masyarakat yang menggugat persoalan dualisme Sekda tersebut,” jelasnya.
Untuk diketahui,
aksi tersebut berlangsung damai dengan pengawalan ketat dari aparat kepolisian.
Perwakilan massa sempat diterima oleh pihak Pemda untuk menyampaikan tuntutan
secara langsung.
Hingga berita
ini diterbitkan, Pemkab Buton Tengah belum dapat dikonfirmasi soal tanggapan
resminya mengenai langkah penyelesaian dualisme Sekda tersebut. (Redaksi)