"Terima kasih sebesar-besarnya atas perhatian, saran, dan kritik dari Bapak/Ibu/Sahabat semua. Masukan tersebut akan menjadi bahan evaluasi dan perbaikan kami dalam mengelola TWA Lejja ke depannya," ujar Jufri dalam pernyataan resminya, Minggu (20/4/2025).
Ia juga menegaskan komitmennya untuk terus membuka ruang dialog dan komunikasi dua arah. Menurutnya, tidak ada sistem yang sempurna, dan kritik dari masyarakat merupakan hal yang sangat penting bagi proses pembenahan.
"Pepatah mengatakan, 'tidak ada gading yang tak retak'. Oleh karena itu, kami selalu terbuka terhadap kritik dan saran dari siapa pun, dan Insya Allah akan kami tindak lanjuti dengan serius," lanjutnya.

Muhammad Jufri juga mengingatkan pentingnya menjaga nama baik TWA Lejja sebagai salah satu ikon wisata unggulan di Sulawesi Selatan. Ia mengajak masyarakat untuk tetap bijak dalam menyampaikan kritik demi menjaga marwah bersama.
"Mengingat TWA Lejja merupakan bagian dari wajah dan kebanggaan kita semua, mari kita jaga bersama-sama. Hindari saling menjatuhkan, dan mari kita saling menguatkan. Bagi yang ingin menyampaikan saran langsung, kami membuka jalur komunikasi melalui WhatsApp di nomor +62 811-402-143," tambahnya.
Menutup pernyataannya, Jufri menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan yang mungkin terjadi selama pengelolaan TWA Lejja dan menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas layanan.
"Kami mohon maaf atas segala khilaf, salah, dan kekurangan yang ada. Doakan kami agar bisa terus memperbaiki dan memberikan yang terbaik untuk para pengunjung dan masyarakat Sulawesi Selatan," tutupnya. (Ikhlas/Yudha)