Dalam kegiatan ini, tim kajian yang terdiri dari arkeolog, tenaga teknis, dan akademisi dari Universitas Hasanuddin (Unhas) turun langsung ke lapangan guna menelusuri jejak Benteng Cenrana dan situs arkeologi lainnya.
Iswadi, sebagai Koordinator Lapangan tim kajian, menyebutkan bahwa kegiatan ini dilakukan selama sepekan (11-18 September 2019), dengan menfokuskan pada identifikasi dan pemetaan situs-situs arkeologi dan sejarah yang berpotensi sebagai cagar budaya di Cenrana.
"Ternyata Kecamatan Cenrana memiliki cagar budaya dan berpotensi sebagai daerah cagar budaya," ujarnya.
Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi data penting khususnya bagi Pemerintah Kabupaten Bone dalam merumuskan kebijakan pelestarian dan pengelolaan cagar budaya di Kecamatan Cenrana.
Sehingga masyarakat dapat merasakan kebermanfaatan dari cagar budaya yang terdapat di Kecamatan Cenrana.
Pada saat observasi di salah satu situs, yaitu Gerbang Benteng Cenrana yang terletak di Desa Nagauleng, Kepala Desa (Kades) Nagauleng Kecamatan Cenrana, Hamzah, menyampaikan kepada tim kajian bahwa di wilayah ini banyak tempat bersejarah yang perlu segera untuk dilindungi.
Oleh karena itu, sebagai Kepala Desa sangat mendukung kegiatan kajian pelestarian yang dilakukan oleh BPCB Sulsel. (Rasul)
.jpg)