Sebanyak 5 anggota tim bersama pendamping kemudian melihat langsung proses pembuatan tenun Masanda yang dibuat oleh Agustina (22 tahun), yang memiliki ciri khas sendiri dari kain tenun tempat lainnya.
Agus yang sejak remaja suka membuat model-model baju ini, berkeinginan suatu hari nanti bisa menciptakan kain sesuai keinginannya. Hari itupun tiba, dirinya yang hanya belajar secara otodidak selama dua minggu, berhasil membuat untaian benang menjadi selembar kain tenun yang sangat indah.
"Awalnya saya memang suka membuat model-model baju, tapi saat ini saya bersyukur sudah dapat menciptakan untaian benang menjadi kain, yang saya buat sesuai keinginan saya dengan sentuhan ciri khas masanda dipinggiran kainnya,"sebut Agus.
Bermodal sebuah alat tenun tradisional yang dibelikan oleh kakaknya dengan harga cukup mahal yakni 700ribu rupiah serta benang warna warni, Agus sudah menerima pesanan dari warga sekitar yang tertarik dengan hasil tenunnya yang indah.
Ketua TPID, Dodi Tallulembang mengatakan kain tenun karya Agus ini sangat potensial untuk dikembangkan dan diberdayakan bagi masyarakat di Lembang/Desa Belau sehingga kedepan diharapkan bisa terbentuk satu kelompok Tenun khas Masanda di Belau, yang nantinya akan diperluas pemasarannya tenunnya.
"Ini sangat potensial untuk dikembangkan dan diberdayakan bagi masyarakat di Lembang/Desa Belau sehingga kedepan diharapkan bisa terbentuk satu kelompok Tenun khas Masanda di Belau yang nantinya akan diperluas pemasarannya tenunnya,"pungkas Ketua TPID, Dodi. (Kris)
.jpg)