RAKYATSATU.COM, SINJAI - Hidup Sejahtera Jadi dambaan setiap masyarakat, namun kemiskinan tetap saja menjerat warga di sejumlah daerah bahkan masih banyak yang luput dari perhatian Pemerintah.
Seperti yang dialami Joja, seorang kakek tua rentah di Kabupaten Sinjai yang berbulan bulan lamanya tinggal di gubuk seluas 2X2 M dengan kondisi yang memperihatinkan. Diketahui sang kakek merupakan korban kebakaran yang tidak mendapat uluran tangan pemerintah Kabupaten Sinjai.
Gubuk kakek yang berusia 68 tahun ini terletak di lereng gunung Dusun Tapillasa, Desa Pattongko, Kecamatan Sinjai Tengah yang telah dilahap si jago merah sekira empat bulan lalu, dan untuk melanjutkan hidup ia terpaksa tetap tinggal dilokasi itu dengan beratapkan terpal serta berlantai tanah akibat rumah tinggal sebelumnya rata dengan tanah setelah dilahap si jago merah.
Sejak peristiwa bencana kebakaran itu, Joja menjalani hari harinya didalam gubuk dengan kondisi serba terbatas, sebab kakek ini juga merupakan warga miskin di daerah tersebut yang luput dari perhatian pemerintah Daerah Kabupaten Sinjai.
Saleha anak Joja yang detumui awak media, Kamis (08/02), menerangkan kisah mirisnya bersama orangtuanya. Selama empat bulan bapak saya tinggal di gubuk ini, tidak pernah dapat bantuan, bantuan tenda, perbaikan rumah.
"Tidak ada sama sekali bantuan yang diterima dari pemerintah," katanya sambil mengusap wajahnya yang ditetesi air mata.
Lantaran prihatin melihat kondisi Joja, Sejumlah warga sekitar akhirnya bergotong royong mendirikan rumah panggung seluas 3X4 M untuk Joja. Hal ini dilakukan karena masyarakat khawatir Joja jatuh sakit apabila tinggal di gubuk tak layak itu dan biaya pembangunannya dari swadaya masyarakat setempat yang di inisiasi oleh kepala dusun Tapillasa.
Bahri Kepala Dusun Tapillasa Desa Pattongko Kecamatan Sinjai Tengah mengatakan, dirinya berharap agar Joja bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah, karena dia merupakan warga miskin yang luput dari perhatian pemerintah.
"Kami harap bisa ada bantuan dari pemerintah atau dari pihak-pihak sosial seperti itu pak, karena untuk kebutuhan seperti atap belum ada pak," Tuturnya
Joja merupakan salah satu dari sekian potret masyarakat miskin di Sinjai yang tidak tersentuh program pemerintah Daerah Sinjai bahkan disaat kehilangan rumah dan harta benda akibat kebakaran sang kakek pun luput dari perhatian Pemerintah Sinjai. (Asdar)
Seperti yang dialami Joja, seorang kakek tua rentah di Kabupaten Sinjai yang berbulan bulan lamanya tinggal di gubuk seluas 2X2 M dengan kondisi yang memperihatinkan. Diketahui sang kakek merupakan korban kebakaran yang tidak mendapat uluran tangan pemerintah Kabupaten Sinjai.
Gubuk kakek yang berusia 68 tahun ini terletak di lereng gunung Dusun Tapillasa, Desa Pattongko, Kecamatan Sinjai Tengah yang telah dilahap si jago merah sekira empat bulan lalu, dan untuk melanjutkan hidup ia terpaksa tetap tinggal dilokasi itu dengan beratapkan terpal serta berlantai tanah akibat rumah tinggal sebelumnya rata dengan tanah setelah dilahap si jago merah.
Sejak peristiwa bencana kebakaran itu, Joja menjalani hari harinya didalam gubuk dengan kondisi serba terbatas, sebab kakek ini juga merupakan warga miskin di daerah tersebut yang luput dari perhatian pemerintah Daerah Kabupaten Sinjai.
Saleha anak Joja yang detumui awak media, Kamis (08/02), menerangkan kisah mirisnya bersama orangtuanya. Selama empat bulan bapak saya tinggal di gubuk ini, tidak pernah dapat bantuan, bantuan tenda, perbaikan rumah.
"Tidak ada sama sekali bantuan yang diterima dari pemerintah," katanya sambil mengusap wajahnya yang ditetesi air mata.
Lantaran prihatin melihat kondisi Joja, Sejumlah warga sekitar akhirnya bergotong royong mendirikan rumah panggung seluas 3X4 M untuk Joja. Hal ini dilakukan karena masyarakat khawatir Joja jatuh sakit apabila tinggal di gubuk tak layak itu dan biaya pembangunannya dari swadaya masyarakat setempat yang di inisiasi oleh kepala dusun Tapillasa.
Bahri Kepala Dusun Tapillasa Desa Pattongko Kecamatan Sinjai Tengah mengatakan, dirinya berharap agar Joja bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah, karena dia merupakan warga miskin yang luput dari perhatian pemerintah.
"Kami harap bisa ada bantuan dari pemerintah atau dari pihak-pihak sosial seperti itu pak, karena untuk kebutuhan seperti atap belum ada pak," Tuturnya
Joja merupakan salah satu dari sekian potret masyarakat miskin di Sinjai yang tidak tersentuh program pemerintah Daerah Sinjai bahkan disaat kehilangan rumah dan harta benda akibat kebakaran sang kakek pun luput dari perhatian Pemerintah Sinjai. (Asdar)