RAKYATSATU.COM, BONE - Satu unit rumah panggung milik Rustang (44) di Lingkungan Tellumae, Kelurahan Bukaka, Kecamatan Tanete Riattang Barat, Kabupaten Bone ludes dilahap api, sekira pukul 00.30 Wita, Kamis (30/11).
Berdasarkan keterangan Rustang, rumahnya terbakar diduga disebabkan api dari abu tungku dapur yang masih memanas dan melahap kayu yang ada disekitarnya lalu menjalar ke atap kemudian api membesar setelah sampai di atap karena atap rumahnya dari rumbia.
"Dapur saya berada di bawah rumah, kemungkinan besar abu dapur masih panas dan membakar kayu rumah dan terus ke atap. Api cepat membesar sewaktu di atap karena atap dari daun rumbia," ujar Rustang dengan nada lirih.
Apalagi dapurnya katanya, berdekatan dengan kandang sapi miliknya dan memasak menggunakan kayu karena tak mampu membeli gas elpiji.
Ia mengakui kalau api tersebut pertama dilihat oleh iparnya yang tinggal di bawah rumah, Nurtang (26) dan Nurtang lah yang pertama berteriak sehingga dirinya terbangun dan berusaha memadamkan api bersama anak dan istrinya, tetapi api terlanjur berkobar sehingga api dapat dipadamkan sekira 45 menit kemudian saat 4 unit armada Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Bone tiba di lokasi dan memadamkan api di sisa puing-puing rumah Rustang.
"Saat itu saya tertidur di depan televisi dan tiba-tiba mendengar teriakan ipar saya dan saya sangat kaget melihat api sudah membesar. Awalnya saya bersama anak dan istri saya berusaha memadamkan tetapi kami tidak bisa, akhirnya saya menyuruh mereka semua keluar menyelamatkan diri tanpa membawa apa pun selain pakaian yang ada di badan, sementara saya hanya mengenakan sarung karena tidak sempatma juga mengambil pakaian," ujar Rustang yang hanya mengenakan sarung tanpa baju.
Ia juga menjelaskan kalau Nurtang yang merupakan saudari istrinya adalah seorang perempuan cacat yang tidak bisa berjalan normal sehingga hanya mampu berteriak dan beruntung masih dapat menyelamatkan jiwa dari kobaran api.
Dari keterangan Rustang pula, tidak ada yang tersisa dari kobaran api selain sapinya yang sempat dia putus talinya dan kendaraan roda dua (motornya) miliknya karena tersimpan di bawah rumah tetangganya.
Rustang menambahkan, di dalam rumahnya habis terbakar gabah sekira 1 ton, uang tunai Rp.700 ribu, emas sekira 30 gram dan 5 buah lemari serta 4 buah tempat tidur. Tidak ada korban jiwa, dan kerugian materil diperkirakan sekira Rp100 juta.
Sekedar informasi, rumah panggung milik Rustang itu merupakan salah satu rumah yang mendapatkan bantuan pemerintah program rumah beda di Kelurahan Bukaka. Rumah tersebut sementara dikerja oleh Rustang sendiri dibantu kerabat dan tetangganya selama sebulan terakhir ini dan baru sebelah dindingnya yang terpasang, kemudian dilahap api hingga habis. (Rasul)
Berdasarkan keterangan Rustang, rumahnya terbakar diduga disebabkan api dari abu tungku dapur yang masih memanas dan melahap kayu yang ada disekitarnya lalu menjalar ke atap kemudian api membesar setelah sampai di atap karena atap rumahnya dari rumbia.
"Dapur saya berada di bawah rumah, kemungkinan besar abu dapur masih panas dan membakar kayu rumah dan terus ke atap. Api cepat membesar sewaktu di atap karena atap dari daun rumbia," ujar Rustang dengan nada lirih.
Apalagi dapurnya katanya, berdekatan dengan kandang sapi miliknya dan memasak menggunakan kayu karena tak mampu membeli gas elpiji.
Ia mengakui kalau api tersebut pertama dilihat oleh iparnya yang tinggal di bawah rumah, Nurtang (26) dan Nurtang lah yang pertama berteriak sehingga dirinya terbangun dan berusaha memadamkan api bersama anak dan istrinya, tetapi api terlanjur berkobar sehingga api dapat dipadamkan sekira 45 menit kemudian saat 4 unit armada Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Bone tiba di lokasi dan memadamkan api di sisa puing-puing rumah Rustang.
"Saat itu saya tertidur di depan televisi dan tiba-tiba mendengar teriakan ipar saya dan saya sangat kaget melihat api sudah membesar. Awalnya saya bersama anak dan istri saya berusaha memadamkan tetapi kami tidak bisa, akhirnya saya menyuruh mereka semua keluar menyelamatkan diri tanpa membawa apa pun selain pakaian yang ada di badan, sementara saya hanya mengenakan sarung karena tidak sempatma juga mengambil pakaian," ujar Rustang yang hanya mengenakan sarung tanpa baju.
Ia juga menjelaskan kalau Nurtang yang merupakan saudari istrinya adalah seorang perempuan cacat yang tidak bisa berjalan normal sehingga hanya mampu berteriak dan beruntung masih dapat menyelamatkan jiwa dari kobaran api.
Dari keterangan Rustang pula, tidak ada yang tersisa dari kobaran api selain sapinya yang sempat dia putus talinya dan kendaraan roda dua (motornya) miliknya karena tersimpan di bawah rumah tetangganya.
Rustang menambahkan, di dalam rumahnya habis terbakar gabah sekira 1 ton, uang tunai Rp.700 ribu, emas sekira 30 gram dan 5 buah lemari serta 4 buah tempat tidur. Tidak ada korban jiwa, dan kerugian materil diperkirakan sekira Rp100 juta.
Sekedar informasi, rumah panggung milik Rustang itu merupakan salah satu rumah yang mendapatkan bantuan pemerintah program rumah beda di Kelurahan Bukaka. Rumah tersebut sementara dikerja oleh Rustang sendiri dibantu kerabat dan tetangganya selama sebulan terakhir ini dan baru sebelah dindingnya yang terpasang, kemudian dilahap api hingga habis. (Rasul)