RAKYATSATU. COM, Jakarta- Setahun kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menjadi momentum penting bagi Kementerian Agama (Kemenag) dalam menghadirkan kehidupan beragama yang lebih inklusif, produktif, dan sejahtera. Di bawah Menteri Agama Nasaruddin Umar, Kemenag meneguhkan komitmen menerjemahkan Asta Cita ke langkah nyata: menjaga kerukunan, memperkuat pendidikan agama, dan meningkatkan kesejahteraan guru.
Merawat Kerukunan sebagai Fondasi Pembangunan
Kerukunan umat beragama menjadi prasyarat utama pembangunan nasional. Kemenag mengembangkan aplikasi Si-Rukun (Early Warning System) yang mampu mendeteksi potensi konflik keagamaan secara dini. Selain itu, 500 penyuluh agama dilatih menjadi garda depan resolusi konflik, didukung oleh 300 penyuluh lain dalam pemetaan masalah sosial-keagamaan, serta 600 penceramah yang mengedepankan dakwah moderat dan literasi digital. Program Akademi Kepemimpinan Mahasiswa Nasional (Akminas) menghasilkan 1.192 kader lintas agama berjiwa pluralis dan damai. Kemenag juga melakukan deradikalisasi berbasis pendidikan dengan merekonstruksi 25 pesantren eks-Jamaah Islamiyah.
Survei Poltracking Indonesia menunjukkan keberhasilan Kemenag menjaga kerukunan dengan tingkat kepuasan publik mencapai 86,7%.
Menyukseskan MBG dan CKG untuk Kesejahteraan Sosial
Sebagai bagian dari program prioritas nasional, Kemenag mendukung pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Cek Kesehatan Gratis (CKG). Lebih dari 1,7 juta siswa madrasah dan pesantren mendapatkan manfaat MBG, sementara lebih dari 12,5 juta siswa dari berbagai lembaga pendidikan agama mengikuti layanan CKG. Kemenag juga membantu 4.450 UMKM melalui program pinjaman tanpa bunga (qardul hasan) dan memberikan pembinaan keluarga kepada lebih dari 17.000 pasangan nikah lintas agama.
Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas Pendidik
Tunjangan profesi guru non-PNS naik dari Rp1,5 juta menjadi Rp2 juta per bulan. Tahun ini, 206.325 guru dan lebih dari 5.000 dosen perguruan tinggi agama mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG), meningkatkan kualitas dan kesejahteraan pendidik. Kemenag juga menyalurkan lebih dari 165 ribu beasiswa untuk mahasiswa dan santri dari berbagai latar belakang agama dan daerah. Pendirian Sekolah Tinggi Agama Khonghucu Indonesia Negeri (SETIAKIN) menandai langkah penting dalam memperluas akses pendidikan tinggi agama.
Madrasah unggulan seperti MAN IC Serpong dan MAN 2 Kota Malang mencetak prestasi nasional di UTBK dan Olimpiade Sains Nasional.
Memberdayakan Ekonomi Umat dan Gerakan Ekoteologi
Kemenag mengembangkan 37 Kampung Zakat, 29 inkubasi wakaf produktif, dan 10 Kota Wakaf. Lebih dari 105 ribu sertifikat tanah wakaf diterbitkan, dan 40 hektare Hutan Wakaf dikembangkan sebagai bentuk ekoteologi. Pembentukan Lembaga Pengelola Dana Umat (LPDU) mendukung tata kelola dana zakat, wakaf, dan sedekah secara profesional.
Gerakan penanaman lebih dari satu juta pohon, pembangunan 13 KUA green building, serta penerbitan buku “Tafsir Ayat-Ayat Ekologi” memperkuat kesadaran menjaga bumi melalui nilai agama.
Membumikan Nilai Keagamaan dalam Kebijakan Publik
Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan, keberhasilan Kemenag diukur dari nilai agama yang menjadi napas kebijakan publik. “Agama harus mewujud dalam kebijakan yang menyejahterakan, mendidik, dan memuliakan manusia,” tegasnya. Menag juga mengapresiasi peran media dan masyarakat yang terus mengawal perjalanan Kemenag secara kritis dan konstruktif.( Ikhlas/ Amd)