Iklan

Iklan

Prof. Taruna Ikrar: Pimpin dengan Otak yang Cerdas dan Hati yang Tulus

25 Oktober 2025, 3:51 PM WIB Last Updated 2025-10-25T07:52:09Z
Prof. Dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., Ph.D.

RAKYATSATU. COM, Jakarta – Suasana hangat dan penuh semangat ilmiah menyelimuti Auditorium Ar-Rahman Universitas YARSI, Sabtu (25/10/2025), saat Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia, Prof. Dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., Ph.D., menyampaikan orasi ilmiah bertajuk “Menavigasi Masa Depan dengan Neuroscience Leadership”. Kegiatan ini dihadiri ratusan guru besar, dosen, dan wisudawan program sarjana serta pascasarjana.

Dalam orasinya, Prof. Taruna Ikrar — seorang neurosaintis visioner yang juga dikenal di bidang farmakologi, kardiologi, dan neurosains — menekankan pentingnya perpaduan antara ilmu saraf dan kepemimpinan dalam menghadapi era percepatan teknologi serta disrupsi global.

“Kepemimpinan masa depan bukan hanya soal kecerdasan rasional, tetapi juga pemahaman tentang cara kerja otak — bagaimana emosi, motivasi, dan empati dapat diarahkan untuk menciptakan keputusan yang efektif dan manusiawi,” ujarnya dengan gaya khas yang tenang dan reflektif.



Menurut Taruna, konsep neuroleadership berperan penting dalam membangun karakter pemimpin yang adaptif, bijak, dan berempati berbasis ilmu pengetahuan. Ia menambahkan, neurosains kini tidak hanya terbatas di laboratorium, melainkan telah menjadi fondasi dalam pengambilan kebijakan publik, pengembangan sumber daya manusia unggul, dan inovasi di sektor kesehatan.

Sebagai salah satu pemegang paten metode pemetaan otak manusia sejak 2009 dan mantan spesialis laboratorium di Department of Anatomy and Neurobiology, University of California, Irvine, Taruna turut menyoroti sinergi antara neurosains dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang melahirkan konsep Neuro-AI.

“Teknologi seharusnya memperkuat kemanusiaan. Ketika AI dipandu oleh pemahaman otak manusia, kita tidak hanya menciptakan mesin pintar, tetapi juga peradaban yang berempati dan beradab,” tegasnya.



Sebagai Kepala BPOM RI, Taruna menegaskan bahwa lembaganya tengah bertransformasi menuju smart regulation — sistem regulasi yang adaptif, transparan, dan berstandar internasional. BPOM memperkuat praktik regulatori yang baik, mempercepat pengembangan obat dan produk biologi, serta meningkatkan kredibilitas melalui program WHO Listed Authority (WLA).

“Regulasi bukan untuk menghambat, melainkan untuk mengawal inovasi agar aman, berkhasiat, dan bermutu,” ujarnya.



Selain berperan dalam pengawasan obat dan makanan, BPOM juga berkontribusi nyata terhadap perekonomian nasional dengan proyeksi nilai hingga Rp6.000 triliun, serta mendorong kolaborasi Triple Helix (akademisi, dunia usaha, dan pemerintah) guna memperkuat riset dan inovasi. Hingga kini, BPOM telah menjalin 167 kerja sama aktif dengan universitas di seluruh Indonesia.

Menutup orasinya, Taruna Ikrar mengajak civitas akademika dan para wisudawan Universitas YARSI untuk menjadi pemimpin masa depan yang berpikir ilmiah, berjiwa sosial, dan berlandaskan nilai moral.

“Perguruan tinggi adalah penggerak inovasi, dunia usaha menjadi katalis implementasi, dan pemerintah memastikan arah kebijakan serta pengawasan berjalan selaras dengan nilai kemanusiaan dan pembangunan nasional,” tutur Taruna.



Ia menegaskan, “Neuroscience leadership adalah tentang bagaimana kita memimpin dengan otak yang cerdas dan hati yang tulus,” sembari mengajak generasi muda untuk berperan dalam mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045. ( Ikhlas/ Amd)
Komentar

Tampilkan

  • Prof. Taruna Ikrar: Pimpin dengan Otak yang Cerdas dan Hati yang Tulus
  • 0

Terkini

Iklan