Iklan

Iklan

Literasi Tumbuh di Desa Bacu, Perpustakaan Jadi Simbol Pemberdayaan Warga

08 Oktober 2025, 11:58 AM WIB Last Updated 2025-10-08T03:58:31Z


RAKYATSATU.COM, BONE
- Salah satu desa di Kecamatan Barebbo, Kabupaten Bone, kini menjadi sorotan nasional. Perpustakaan Mandiri Desa Bacu berhasil masuk tiga besar Apresiasi Perpustakaan Umum Terbaik Desa/Kelurahan Tingkat Nasional 2025.


Tim visitasi dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) berkunjung langsung ke lokasi dan disambut hangat oleh Wakil Bupati Bone, Dr. H. Andi Akmal Pasluddin, SP., M.M., bersama masyarakat setempat, Selasa (7/10/2025).


Perpustakaan Mandiri Desa Bacu tampil memikat dengan konsep unik. Bangunannya berupa rumah panggung tradisional yang berpadu dengan taman ketahanan pangan. Dua gazebo terbuka di halaman menambah suasana asri dan nyaman untuk membaca.


Konsep sederhana itu memadukan budaya lokal dengan semangat literasi. Tak heran bila tempat ini bukan hanya menjadi ruang baca, tetapi juga titik temu warga untuk berdiskusi dan belajar bersama.


Kepala Desa Bacu dalam laporannya menjelaskan bahwa pembangunan perpustakaan ini tak hanya mengandalkan kreativitas warga, tetapi juga dukungan dana desa.


“Kami mengalokasikan Rp177 juta pada tahun 2023, termasuk Rp50 juta khusus untuk pengembangan fasilitas dan buku. Bagi kami, perpustakaan bukan sekadar tempat menyimpan buku, tapi sarana pendidikan dan pemberdayaan masyarakat,” ujarnya.


Ia turut menyampaikan terima kasih atas kunjungan tim nasional dan kehadiran Wakil Bupati Bone.


“Kami akan terbuka dan transparan. Ini kebanggaan sekaligus tanggung jawab kami,” tambahnya.


Wakil Bupati Bone, Andi Akmal Pasluddin, yang hadir di lokasi, mengapresiasi langkah Desa Bacu sebagai contoh nyata kemajuan literasi di Kabupaten Bone.


“Desa Bacu membuktikan bahwa literasi bisa tumbuh kuat di desa. Dengan kekompakan dan sinergi antara pemerintah desa, kecamatan, dan kabupaten, mereka membangun fasilitas yang bukan hanya fisik, tapi juga menghidupkan budaya baca dan belajar,” katanya.


Menurutnya, pengembangan sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci utama kemajuan daerah.


“Saya pernah sepuluh tahun di DPR RI dan tahu betul bagaimana negara memberi perhatian besar terhadap literasi. Kami mendorong agar setiap kabupaten punya perpustakaan terintegrasi. Ini bagian dari komitmen membangun bangsa lewat budaya membaca,” ungkapnya.


Dengan nada santai, Akmal juga sempat berbagi cerita bahwa kunjungannya ke Desa Bacu adalah yang pertama kali.


“Sebelumnya saya cuma lihat di TikTok. Kadang beda antara video dan kenyataan, tapi ternyata di sini sama indahnya dengan di video,” ujarnya yang disambut tawa hadirin.


Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus Perpusnas RI, Dra. Hj. Nani Suryani, M.Si., menyampaikan apresiasi tinggi terhadap upaya Desa Bacu yang berhasil mengelola perpustakaan secara inklusif dan partisipatif.


“Ini luar biasa. Perpustakaan Desa Bacu bukan hanya bangunan, tapi hasil perjuangan dan kreativitas masyarakat. Pengelolaannya melibatkan warga secara aktif, bahkan memanfaatkan produk lokal dalam kegiatan literasi,” katanya.


Nani menegaskan bahwa Perpusnas terus berkomitmen memperluas program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial hingga tahun 2029. “Kami ingin perpustakaan tidak hanya menjadi tempat membaca, tapi pusat pemberdayaan masyarakat. Dan Desa Bacu sudah membuktikannya,” tambahnya.


Ia juga menjelaskan bahwa Desa Bacu kini masuk tiga besar nasional bersama dua desa lain dari provinsi berbeda.


“Nanti tanggal 25 Oktober 2025, akan ada presentasi lanjutan di Jakarta untuk menentukan juara nasional,” ujarnya. [Ikhlas/Sugi]

Komentar

Tampilkan

  • Literasi Tumbuh di Desa Bacu, Perpustakaan Jadi Simbol Pemberdayaan Warga
  • 0

Terkini

Iklan