![]() |
| Peresmian pengoperasian Tower Base Transceiver Station (BTS) jaringan 4G Telkomsel di Desa Harapan, Kecamatan Tanete Riaja, Kabupaten Barru. |
RAKYATSATU.COM, BARRU - Dulu, setiap kali ingin mengirim tugas sekolah atau melakukan panggilan video, anak-anak Desa Harapan di Kecamatan Tanete Riaja, Kabupaten Barru punya ritual yang tak biasa: berjalan ke bukit untuk mencari sinyal. Pemandangan itu kini tinggal kenangan. Sejak hadirnya jaringan Telkomsel, sinyal internet dapat diakses dari rumah dengan lancar.
Bagi warga Desa Harapan, makna kemerdekaan tahun ini terasa lebih nyata. Tak ada lagi antrian di puncak bukit, tak ada lagi kerepotan menunggu sinyal. Anak-anak kini bisa belajar daring dari ruang tamu, orang tua bisa berkomunikasi dengan keluarga di rantau, bahkan pelaku usaha kecil bisa membuka peluang baru lewat dunia digital.
"Dulu kalau mau video call keluarga di perantauan harus naik ke bukit dulu. Sekarang, dari rumah sudah bisa internetan dengan lancar," ujar Andi, salah seorang warga.
Hal senada disampaikan Nurul, siswi SMP yang kini tak lagi khawatir ketinggalan kelas daring. "Sekarang tugas sekolah bisa cepat selesai. Rasanya benar-benar merdeka dengan sinyal. Bukit sinyal itu kini tinggal kenangan," katanya sumringah.
Perubahan juga dirasakan Rahma, penjual kue tradisional. Ia kini menerima pesanan lewat WhatsApp, mempromosikan dagangannya di grup online, dan mengaku jualannya semakin ramai.
"Dulu cuma nunggu pembeli datang. Sekarang pelanggan bisa pesan dari jauh. Sangat membantu," ucapnya.
Direktur Utama Telkomsel, Nugroho menyampaikan bahwa semangat kemerdekaan ini menjadi inspirasi sekaligus pengingat bagi Telkomsel untuk terus berkontribusi memajukan bangsa.
"Melalui Nyalakan Semangat Indonesia, kami berkomitmen menjadi digital enabler yang mewujudkan masyarakat Indonesia berdaya saing tinggi untuk menciptakan masa depan gemilang," ujarnya.
Telkomsel kini mengoperasikan lebih dari 280 ribu BTS yang menjangkau 97% populasi Indonesia, dari perkotaan hingga daerah pedalaman, kepulauan, dan perbatasan. Perluasan jaringan 5G juga terus dipacu di 56 kota/kabupaten, termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN).
Hadirnya jaringan di pelosok tidak hanya menghadirkan sinyal, tetapi juga membuka jalan bagi pemberdayaan. Program seperti Internet BAIK, Telkomsel Jaga Cita, Baktiku Negeriku, hingga Digital Creative Entrepreneur (DCE) dirancang untuk membekali masyarakat dengan keterampilan digital sekaligus memperkuat potensi lokal.
Bahkan saat bencana melanda, inisiatif TERRA hadir untuk memastikan pemulihan jaringan cepat dan memberikan bantuan kemanusiaan.
Menurut Aris S. Utomo, Vice President Area Network Operations Telkomsel Pamasuka, kehadiran site baru di Desa Harapan tidak lepas dari dukungan pemerintah pusat hingga daerah.
Kata dia, kehadiran site Non-3T ini juga menjadi bagian dari semangat Telkomsel untuk terus Majukan Indonesia melalu pemerataan akses digital.
"Dengan teknologi 2G/4G, masyarakat kini dapat menikmati layanan komunikasi dan internet yang lebih baik. Harapannya, ini bisa membuka peluang baru dalam pendidikan, ekonomi, hingga sosial," harapnya.
Bupati Barru, Andi Ina Kartika Sari menyebut pembangunan jaringan ini sebagai "hadiah luar biasa" untuk warganya.
"Dulu anak-anak harus naik gunung hanya untuk sinyal. Insya Allah, ke depan kita tak perlu lagi melihat pemandangan seperti itu. Dari rumah, masyarakat sudah bisa mengakses internet," ucapnya.
Kemerdekaan di tahun ini tidak lagi hanya diukur dari kebebasan bernegara, tetapi juga dari kebebasan untuk terhubung tanpa batas.
Melalui semangat "Merdeka Sinyal di 3T", Telkomsel mengajak seluruh masyarakat untuk menyalakan semangat, memanfaatkan teknologi secara positif, dan bersama-sama melangkah menuju masa depan Indonesia yang lebih maju. (Penulis: Amin Rais)
