![]() |
Camat Mare didampingi Kanit Samapta Polsek Mare dan salah seorang anggota BPD Tellongeng saat mengunjungi Nurkifli |
RAKYATSATU.COM, BONE – Di Dusun Tellongeng, Kecamatan Mare, Kabupaten Bone, seorang pemuda 20 tahun bernama Nurkifli hidup di bawah kolong rumah orang. Tidur di atas balai-balai sempit berdinding kain, dan makan hanya jika ada warga yang memberi. Ia mengaku tak pernah tersentuh bantuan sosial, bahkan tak pernah didatangi aparat desa.
“Saya tidak punya rumah. Rumah saya diambil paman saya, begitu juga sawah. Sudah dua tahun saya tidur di bawah rumah orang,” ujar Nurkifli dengan suara pelan dan mata berkaca, Kamis, 22 Mei 2025.
Ia adalah anak kedua dari empat bersaudara. Ayahnya meninggal, ibunya menikah lagi dan pergi ke Kalimantan. Kini, ia hidup sendiri, kakaknya merantau ke Sinjai dan dua adiknya ikut kerabat di Sulawesi Tenggara. Untuk bertahan hidup, Nurkifli bekerja sebagai buruh pabrik padi dengan penghasilan tak seberapa.

Kisah ini mencuat setelah Camat Mare, Andi Muhammad Hidayat Pananrangi, bersama aparat kecamatan dan desa, turun langsung ke lokasi. Ia mengaku geram saat mengetahui Nurkifli tak pernah masuk daftar penerima bantuan.
“Saya sangat menyayangkan Kepala Desa Tellongeng yang tidak pernah melaporkan kondisi ini. Anak ini sangat layak menerima bantuan,” tegas Camat Mare. Ia bahkan menawarkan Nurkifli tinggal di rumahnya dan berjanji menanggung seluruh kebutuhannya.
Anggota BPD Tellongeng, Heri, mengaku tidak mengetahui kondisi ini karena tidak pernah dilaporkan kepala desa. Sementara Kepala Desa Patunrungi belum bisa dihubungi. Kepala Dusun Tellongeng, Andi Supardi Sukri, menyebut bahwa Nurkifli dan saudara-saudaranya “ditelantarkan ibunya”.
Namun fakta bahwa seorang warga miskin ekstrem hidup tanpa perhatian pemerintah selama dua tahun menimbulkan pertanyaan besar tentang validitas data penerima bantuan sosial di Bone. (Ikhlas/Rasul)