![]() |
Camat Mare bersama Kades Tellongeng, Patunrungi didampingi Babinsa dan Babhinkamtibmas Desa Tellongeng menyerahkan bantuan Bupati Bone ke Nurkifli |
RAKYATSATU.COM, BONE - Nurkifli (20), pemuda asal Dusun Tellongeng, Desa Tellongeng, Kecamatan Mare, akhirnya bisa mengukir senyum di tengah kehidupan getir yang dijalaninya. Setelah dua tahun tinggal di bawah kolong rumah warga karena terusir dari rumah peninggalan orang tuanya, bantuan pun datang, termasuk dari Bupati Bone, H. Andi Asman Sulaiman.
Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Camat Mare, Andi Muhammad Hidayat Pananrangi, pada Minggu, 25 Mei 2025. “Bupati menyampaikan permohonan maaf karena tidak sempat hadir langsung, sebab harus menghadiri agenda penting di Jakarta,” ujar Camat Mare di lokasi penyerahan bantuan.
Menurutnya, perhatian Bupati Bone terhadap warganya yang terdampak kondisi sosial-ekonomi ekstrem adalah bentuk nyata dari kepemimpinan yang berempati. “Ini membuktikan bahwa pemerintah hadir, bukan hanya sebagai pengelola administrasi, tetapi juga sebagai pelayan kemanusiaan,” ucapnya.
Kisah pilu Nurkifli sempat menyita perhatian publik setelah terungkap bahwa ia tinggal di sebuah balai-balai berukuran hanya 1x2 meter, berdindingkan kain, di bawah kolong rumah warga. Ia tinggal di sana sejak rumah dan sawah peninggalan ayahnya diduga diambil paksa oleh pamannya.
“Saya diusir dan rumah saya diserahkan ke sepupu saya. Sejak itu, saya tinggal di bawah rumah ini,” kata Nurkifli sambil menahan air mata.
Nurkifli adalah anak kedua dari empat bersaudara. Ayahnya telah meninggal, sementara ibunya menikah lagi dan tinggal di Kalimantan. Sejak peristiwa pengusiran itu, ia dan adik-adiknya berpencar. Kakaknya kini tinggal di Sinjai, sementara dua adiknya ikut kerabat di Sulawesi Tenggara.
Untuk bertahan hidup, Nurkifli bekerja sebagai buruh di pabrik penggilingan padi. Penghasilannya tak menentu. “Kadang saya tidak makan sehari penuh. Ada orang yang kasihan, kasih makanan. Saya tidak pernah dapat bantuan,” ujarnya.
Penemuan kasus ini bermula dari laporan warga yang kemudian ditindaklanjuti oleh Camat Mare bersama Sekcam, aparat Polsek Mare, dan anggota BPD setempat. Kisah Nurkifli membuka kembali wacana tentang perlunya basis data sosial yang lebih akurat serta jangkauan perlindungan sosial yang menyeluruh bagi warga marginal. (Ikhlas/Rasul)