RAKYATSATU.COM, WAJO - Penjabat Bupati Wajo, Andi Bataralifu, didampingi Sekda Wajo, Armayani, menerima kunjungan kerja dari tim *Profesor Mengabdi* Universitas Hasanuddin Makassar di Ruang Rapat Pimpinan, Jumat (2/08/2024). Kunjungan tersebut dipimpin oleh Ketua Dewan Profesor Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. A. Pangerang Moenta, bersama 22 Guru Besar lainnya.
Dalam sambutan penerimaannya, Andi Bataralifu memaparkan sejumlah potensi strategis yang dimiliki Kabupaten Wajo, terutama di sektor pertanian. Ia menjelaskan bahwa Wajo memiliki lahan sawah seluas 101.000 hektar, dengan irigasi teknis yang mencakup 37.553 hektar, dialiri dari tiga bendungan utama: Bendungan Awo, Bendungan Kalola, dan Bendungan Paselloreng.
Di sebelah barat, Kabupaten Wajo memiliki Danau Tempe yang mencakup sekitar 16.000 hektar, sementara di timur terdapat pantai sepanjang 103 km di pesisir Teluk Bone. Sektor pertanian dan perikanan menjadi penyumbang terbesar PDRB Wajo dengan kontribusi sebesar 33,68%, sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional.
Bataralifu juga menjelaskan bahwa kesejahteraan masyarakat Wajo terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2023, pendapatan per kapita mencapai Rp 63,61 juta per tahun, dengan gini rasio sebesar 0,362, di bawah angka nasional 0,388. Tingkat pengangguran terbuka di Wajo hanya 2,1%, dibandingkan rata-rata nasional sebesar 5,45%, dan angka kemiskinan di Wajo sebesar 6,73%, lebih rendah dari angka nasional 9,36%.
Namun, ia juga mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Wajo mengalami pelambatan, turun dari 2,38% menjadi 1,43% akibat menurunnya produksi pertanian. Inflasi di Wajo juga telah berhasil ditekan, dari 4,78% pada Januari 2024 dan puncaknya di Februari sebesar 5,48%, kini turun menjadi 1,46%, lebih rendah dibandingkan inflasi Sulsel (1,73%) dan nasional (2,13%).
Bataralifu menambahkan bahwa Wajo juga memiliki cadangan gas alam sebesar 2 triliun kaki kubik yang saat ini sedang dalam tahap eksplorasi. Selain itu, hasil pertanian dan perikanan tetap menjadi andalan dalam komposisi perekonomian daerah.
Ke depan, ia menegaskan bahwa fokus pemerintah daerah adalah mengendalikan inflasi, menurunkan kemiskinan ekstrem, menekan angka stunting, memperkuat BUMD, meningkatkan kualitas layanan publik, mengatasi pengangguran, serta meningkatkan kesehatan masyarakat dan kemudahan perizinan.
Dalam kesempatan tersebut, Bataralifu berharap bimbingan dari Dewan Profesor Universitas Hasanuddin dapat membantu Kabupaten Wajo berkembang lebih maju, terutama dalam hal pengambilan kebijakan yang berbasis bukti ilmiah.
"Ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang harus dimanfaatkan secara optimal untuk memastikan kebijakan yang diambil berjalan sesuai harapan," pungkas Bataralifu, yang juga menjabat sebagai Direktur Fasilitasi Kepala Daerah dan DPRD di Dirjen Otoda Kemendagri. (Adv)