Iklan

Iklan

Di Tengah Pandemi Covid-19, Harga Jagung Menurun, Ini Penyebabnya

14 April 2020, 12:55 PM WIB Last Updated 2020-04-14T04:55:12Z

RAKYATSATU.COM, BONE -
Pandemi Virus Corona atau Covid-19, memiliki dampak yang sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi. Bahkan saat ini, perekonomian masyarakat, khususnya bagi petani jagung mengalami penurunan.



Pasalnya, di saat pandemi Covid-19 melanda, harga jual jagung pun mengalami penurunan. Jika sebelumnya harga jual jagung mencapai Rp 4.000 per kilogramnya kali ini hanya berkisar Rp 1.000 hingga Rp 1.500 per kilogramnya.



"Kasihan kami petani jagung, di saat pandemi Covid-19 ini harga jagung anjlok. Ini perlu perhatian serius pemerintah," ujar Anjung, salah seorang petani jagung dari Desa Pattimpa Kecamatan Ponre Kabupaten Bone, Selasa (14/04/2020).



Turunnya harga komoditi jagung tersebut diakui pula Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Bone H Sunardi Nurdin.



Namun di lain sisi, turunnya harga jagung tersebut bukan karena kemauan pemerintah apalagi saat ini produksi jagung di Kabupaten Bone mengalami peningkatan yang signifikan.



"Begini ndi, tabe tupoksi kami adalah peningkatan produksi terutama padi, jagung dan kedelai. Sekarang ini produksi jagung luar biasa karena memang anomi masyarakat yang sangat tinggi untuk mengembangkan jagung karena disamping bantuan gratis benih dan pasar menjajikan sampai Rp4.000 /kg sebelum covid 19," tutur H Sunardi Nurdin.



"Kami sudah konsultasi dengan Kadis Pertanian Provinsi Sulsel, ternyata persoalan anjloknya harga jagung karena dipicu oleh perusahaan produsen pakan ternak seperti PT. JAPFA yang membatasi pembeliannya karena pasaran ayam potong yang juga anjlok akibat banyaknya restoran hotel dan rumah makan yang tutup. Kami sudah sarankan supaya pihak BULOG membeli tetapi kelihatannya fokus pada beras," jelas H Sunardi.



Ia juga menyarankan dan berharap agar Dinas Perdagangan melakukan intervensi dan bermitra antara petani dengan industri pakan ternak yang ada.



"Sebaiknya juga sudah harus ada intervensi dari Dinas Perdagangan dengan bermitra antara petani dengan industri pakan ternak yang ada," ujar H Sunardi.



Lanjutnya menambahkan bahwa, anjloknya harga jagung diakibatkan pula Covid-19 yang saat ini melanda bukan hanya Kabupaten Bone.



"Semua ini betul-betul bencana nasional dan persoalan jagung ini sudah masalah nasional bukan hanya Bone, persoalannya pabrik pakan membatasi pembelian sebagai dampak covid 19  karena sebelumnya harga eksis di Rp4.000 per kg," ujarnya lagi  



"Kami juga telah sampaikan Pak Mentan melalui Dirjen Tanaman Pangan, mari kita berdoa agar musibah ini cepat berlalu dan perekonomian kita kembali stabil," pungkas H Sunardi Nurdin.



Sementara itu secara terpisah, salah satu pelaku usaha dan tokoh pertanian, Yasir Mahmud, menilai bahwa maslaah anjloknya harga jagung pada saat panen bukan kabar baru.



"Seingat saya sejak 18 tahun bergelut di bidang pertanian terjadi tiap tahunnya, panen melimpah, harga turun. Ini bukan terjadi di Kabupaten Bone saja, tapi semua kabupaten se indonesia, banyak sekali penyebab dan masalah di dalamnya," ujar Yasir Mahmud.



Jadi hanya pemerintah pusat yang bisa mengambil kebijakan untuk menstabilkan harga.



"Skarang kita mau minta dinas di Kabupaten Bone untuk menaikkan harga, dampaknya jagung di Bone pasti tidak akan laku, karena kabupaten lain juga produksi, dan pasti petaninya juga terpaksa menjual dengan harga murah dengan kondisi sekarang," ujarnya lagi.



"100 rupiah saja harga jagung di Bone lebih mahal per kilonya pasti pedagang akan beli di kabupaten lain," pungkas Yasir Mahmud.  (Rasul)

#BoneBisa

#BersamaRakyatBerSatuCegahCovid-19


Komentar

Tampilkan

  • Di Tengah Pandemi Covid-19, Harga Jagung Menurun, Ini Penyebabnya
  • 0

Terkini

Iklan