RAKYATSATU.COM, SOPPENG - Corona atau yang dikenal dengan Covid 19 telah ditetapkan menjadi status pandemi oleh WHO, sehingga menimbulkan polemik di masyarakat.
Penerimaan Informasi yang salah, ketakutan berlebih, ketidakpercayaan dan proses karantina bisa menimbulkan stigma dalam masyarakat dalam menerima status Covid 19.
Informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan sumbernya dan tidak difilter dengan baik juga menjadi masalah ditengah wabah pandemi seperti saat ini, sehingga dalam kondisi seperti ini stigma menjadi musuh yang lebih berbahaya daripada virus itu sendiri.
Stigma yang berkembang di masyarakat misalnya adanya anggapan bahwa orang yang terinveksi covid-19 adalah aib yang harus dirahasiakan sehingga dapat mempengaruhi penanggulangan covid-19 seperti mendorong orang-orang menyembunyikan penyakitnya daripada harus menerima resiko diskriminasi sosial, atau mematahkan semangat orang-orang untuk mengadopsi pola hidup sehat.
Kejadian penolakan pemakaman pasien yang diduga positif covid-19 dengan alasan ketakutan tertular atau terinveksi virus covid-19 meskipun proses pemakaman sudah mengikuti standar yang ditetapkan merupakan salah satu akibat dari stigma yang berkembang di masyarakat.
Stigma yang berkembang terus menerus akan menimbulkan streotip atau ketakutan berlebih atau bahkan menganggap rendah orang-orang yang terinveksi covid-19, sehingga dapat menyebabkan orang orang tidak ingin melakukan skrining pengujian maupun karantina.
Berikut adalah salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk mecegah timbulnya stigma di masyarakat :
1. Memberikan informasi yang akurat mengenai covid-19, cara penularan cara pencegahan termasuk cara mengatasi covid-19.
2. Dalam proses penyampaian informasi menggunakan bahasa yang tidak bermakna negatif untuk meminimalisir munculnya stigma.
3. Membentuk kelompok relawan melawan stigma atau kader kader yang mampu untuk menyampaikan informasi secara akurat kepada masyarakat yang mungkin tidak tersentuk informasi secara detail.
4. Memberikan dukungan moral kepada keluarga atau orang yang terjangkit atau dinyatakan positif covid-19.
(Penyuluh Keluarga Berencana Kecamatan Marioriawa, Rezkitunnisa)