Hal itu didapat saat salah seorang agen kembang api di Kabupaten Bone, Amsar Kery saat melakukan pendataan pada pengecer kembang api dalam kota Kabupaten Bone, Sabtu (01/06/2019) kemarin.
"Sewaktu saya melakukan pendataan banyak pengecer kembang api menggunakan banner/logo Amanda, padahal berdasarkan pengakuan agen Amanda bahwa pengecernya hanya tujuh (7) orang. Saya minta kepada pihak berwajib agar menertibkan pengecer 'nakal' tersebut," ungkap Amsar Kery dihadapan sejumlah agen kembang api, Sabtu malam di Cafe Bambu, Jl Sukawati Watampone.
Agen kembang api logo Stand Amanda, Adam Faiz, sepakat terhadap hal itu. Bahkan dia mengakui bahwa benar pengecernya yang terdaftar hanya 7 orang, dan meminta pihak berwajib untuk mengecek izin para pengecer kembang api yang menggunakan logo Stand Amanda.
"Jadi kalau ada pengecer kembang api menggunakan logo Stand Amanda, harus dicek izinnya sebab semua pengecer saya ada izinnya dan stempel logo Stand Amanda serta tanda tangan saya dan setau saya hanya 7 orang," jelas Adam.
Pada pertemuan sejumlah agen kembang api di Kabupaten Bone tersebut disepakati pula beberapa hal, diantaranya apabila ada pengecer yang sudah terdaftar izinnya pada agen maka tidak diperbolehkan lagi mengambil kembang api pada agen lainnya. Apabila hal itu ketahuan maka izin pengecer tersebut dicabut.
Selain itu, agen kembang api tidak boleh menawarkan kembang apinya selain kepada pengecernya sendiri. Jika itu terjadi maka izin agen tersebut dicabut pula.
Selain pengecer 'nakal' pihak berwajib diharapkan pula mengamankan kembang api yang tidak memiliki merk yang banyak beredar di Kabupaten Bone, khususnya di luar kota. (Rasul)
.jpg)