Hariyati, yang sehari-hari bekerja di MTSn Makale ini, mengatakan bahwa jilbab bukan hanya untuk wanita yang pandai agama saja, bukan hanya untuk wanita yang pintar mengaji dan berakhlak mulia saja, namun jilbab adalah untuk semua wanita yang mengaku dirinya muslimah.
"Berhijab tidak perlu menunggu kita menjadi lebih baik terlebih dahulu, tapi dengan berhijab insya allah kita akan menjadi lebih baik," ujarnya.
Menurutnya, tips pertama agar tampil nyaman memakai jilbab yakni memilih bahan kain yang nyaman dipakai, namun tetap menutup aurat.
Ati sapaan akrabnya, lebih memilih hijab model segiempat syar'i, saat beraktifitas seperti mengajar di sekolah dan kegiatan resmi lainnya. Untuk kegiatan santai, Ati memilih menggunakan jilbab berbahan jadi (langsung pakai) yang menutupi dada.
Kedua, menggunakan pakaian longgar (tidak membentuk lekukan tubuh). Pakaian model gamis polos dan sederhana, menjadi pilihan Ati dalam kesehariannya.
Jadi, dengan menjadikan hijab sebagai ibadah dan identitas diri, maka dirinya hijab menjadi alarm atau pengingat diri dalam melakukan aktifitas apapun.
"Kalau hijab sudah dijadikan sebagai ibadah dan identitas diri, hijab menjadi alarm atau pengingat diri dalam melakukan aktifitas apapun," sebutnya.
Sebuah kalimat yang ditulis oleh HR Thabrani, mengatakan Allah tidak akan menerima (Ibadah) seseorang perempuan hingga menutup auratnya, dan Allah tidak akan menerima shalat seorang perempuan yang telah cukup umur hingga ia berjibab.
Dalam Alqur'an pun ada perintah berhijab. Q.S. Al-Ahzab:96 Allah berfirman "wahai nabi, suruhlah istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan perempuan-perempuan yang beriman, hendaknya mereka mengulurkan pakaiannya (jilbab) menutup keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenali (sebagai wanita baik-baik) maka dengan itu mereka tidak diganggu, dan ingatlah Allah maha pengampun lagi maha penyayang".
(Kris)
.jpg)