Informasi yang berhasil dihimpun dan berdasarkan keterangan warga, bahwa mayat perempuan tersebut, pertama kali ditemukan oleh salah seorang petani yang hendak turun ke sawahnya, Abu (45) yang juga merupakan warga Lingkungan Lapanning.
Abu yang pertama kali mendapatkan Zahra Aulia, sudah tidak bernyawa terbaring disebuah rumah-rumah ditengah sawah dengan mengeluarkan darah di mulut dan hidung bercampur busa.
Kemudian Abu menyampaikan hal itu kepada lelaki Yuke (50) yang juga warga Lingkungan Lapanning. Yuke yang mengenali mayat perempuan tersebut, langsung menyampaikan kepada kedua orang tua Zahra Aulia, bahwa anaknya ada di rumah-rumah tengah sawah dalam keadaan meninggal dunia.
"Saya diberitahu oleh Abu dan saya mengenali kalau mayat, lalu saya bersama Abu menyampaikan ke orang tua Zahra bahwa anaknya ada di rumah-rumah sawah dan sudah meninggal dunia," ujar Yuke.
Pihak kepolisian dari Polsek Kota dan Polres Bone pun sepakat bersama keluarga Zahra Aulia untuk membawa mayat Zahra Aulia ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tenriawaru Bone, guna dilakukan otopsi dan identifikasi serta visum.Kakak korban Irham (32) yang ditemui di kamar jenazah RSUD Tenriawaru Bone mengatakan awalnya Zahra Aulia masih terlihat pada saat subuh oleh orang tuanya.
"Orang tua saat mau ke masjid shalat Subuh masih melihat dia (Zahra) sedang tidur di kamarnya, kemungkinan saat orang tua ke masjid dia juga keluar," ujar Irham.
Adiknya baru disadari tidak ada di rumah saat orang tuanya pulang dari shalat subuh, dan tidak melihat Zahra memasak di dapur, lalu sempat dicari, tidak lama kemudian ada warga yang menyampaikan bahwa Zahra ditemukan meninggal dunia di rumah-rumah sawah yang diperkirakan berjarak sekira 500 meter dari rumah.
"Setelah diketahui keberadaannya dia lalu dibawah ke rumah dan langsung dimandikan kemudian dilarikan kerumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan," tambahnya.
Hingga berita ini dikirim, masih dilakukan pemeriksaan di kamar jenazah Rumah Sakit Umum Daerah Tenriawaru Bone. (Rasul).
.jpg)