Iklan


Iklan

Bulukumba Diharapkan Berkomitmen Wujudkan Program Kota Layak Anak

03 Maret 2017, 10:00 PM WIB Last Updated 2017-08-02T16:15:28Z
RAKYATSATU.COM, BULUKUMBA - Pelatihan Kesetaraan Gender yang difasilitasi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sulsel, menampilkan Kadis PPAA Sulsel Hj Andi Murlina selaku narasumber, bersama Nur Anti Kabid Kualitas Hidup Perempuan, Jumat (3/3), menyatakan masih terdapat beberapa Kabupaten Kota yang tingkat patriarki dalam keluarga.

Hal itu menurut mereka, yang membuat masih tinggi yang banyak menimbulkan masalah ketimpangan gender dan perlindungan anak termasuk Kabupaten Bulukumba.

Khusus untuk perlindungan anak, kata Andi Murlina, Kabupaten Bulukumba masih jauh tertinggal baik dari segi Kelembagaan maupun implementasi kebijakan.

"Saat ini sudah ada 16 Kabupaten dan Kota di Sulsel telah berkomitmen dan mendeklarasikan daerahnya, untuk menuju Kabupaten Kota Layak Anak. Kabupaten kota ini siap mewujudkan 31 indikator pencapaiannya termasuk Sekolah Ramah Anak, Taman Bermain Anak, Puskesmas atau Rumah Sakit Ramah Anak. Dan diharapkan Kabupaten Bulukumba juga bisa mewujudkan program Kota Layak Anak," jelas Andi Murlina

Disebutkan, Kabupaten Bulukumba sendiri belum memiliki regulasi terkait Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak, termasuk penyediaan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), yang akan menangani korban kekerasan terhadap perempuan dan anak.



Kemudian, pada sisi ketahanan keluarga, dapat digambarkan dari terjadinya disharmonisasi keluarga.

"Tingkat perceraian di Kabupaten Bulukumba tahun 2016 kurang lebih 1300 kasus. Dapat digambarkan berapa jumlah anak yang menjadi korban dari retaknya suatu keluarga," papar Andi Murlina.

Sementara itu, Nur Anti, MT, Kepala Bidang Kualitas Hidup Perempuan yang bertindak sebagai fasilitator Parenting menjelaskan, harmonisasi keluarga menjadi pondasi pembangunan generasi berkualitas.

"Jika pondasi ini tidak kuat , maka anak anak akan melakukan internalisasi diri, bahkan eksternalisasi di lingkungan dan angat disayangkan saat ini, lingkunganpun sudah tidak layak bagi anak untuk tumbuh dan berkembang secara wajar," papar Anti.

Untuk itu , Anti menegaskan sangat penting untuk memberikan penguatan keluarga, sehingga kualitas keluarga dapat meningkat secara bertahap. Dengan begitu, memanfaatkan wadah-wadah layanan konsultasi keluarga berbasis masyarakat ataupun lembaga yang telah ada perlu dioptimalkan untuk memberikan pengetahuan kepada seluruh orangtua maupun calon orang tua seperti LK3S, KUA, P2TP2A, PUSPAGA, Lembaga Keagamaan seperti Aisyah, Fatayat NU.

"Perlu menyediakan fasilitator Parenting profesional yang akan mengadvokasi calon orangtua, yang akan berumah tangga, dan seluruh keluarga dalam suatu wilayah memiliki pengetahuan tentang asah, asih, dan asuh sehingga menghasilkan
anak-anak yang sehat jiwa raga, cerdas, berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur," jelas Anti dihadapan peserta pelatihan kesetaraan gender, Jumat (3/3) di Agri Hotel.

Pada penghujung acara pelatihan itu, Nur Anti berpesan, agar setiap lembaga menjalankan rencana aksinya dan didokumentasikan untuk dipantau oleh Bupati Bulukumba melalui SKPD terkait, termasuk komitmen untuk menjadi percontohan DESA SADAR GENDER, yang tergambarkan dalam alokasi Dana Desa. (edy)
Komentar

Tampilkan

  • Bulukumba Diharapkan Berkomitmen Wujudkan Program Kota Layak Anak
  • 0

Terkini

Iklan