Iklan

Iklan

Dibuka Wapres Gibran, Gebyar ABG Jadi Tonggak Kemandirian Obat dan Riset Indonesia

15 November 2025, 9:54 PM WIB Last Updated 2025-11-15T13:54:32Z
Gebyar ABG Pecahkan Rekor Nasional: Taruna Ikrar Ubah BPOM Jadi Mesin Inovasi Indonesia

RAKYATSATU. COM, JAKARTA — Halaman kantor Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI tampak jauh lebih hidup dari biasanya. Sebuah spanduk besar bertuliskan Gebyar Academia, Business, Government (ABG) Collaboration membentang di lobi kaca, menyambut arus tamu yang datang: para rektor, pengusaha, peneliti, akademisi, dan pelaku industri kesehatan. Semua menuju satu pusat perhatian: Kepala BPOM RI, Prof. Taruna Ikrar, figur yang kini mendorong percepatan ekosistem inovasi kesehatan nasional, khususnya di sektor pengawasan obat dan makanan.

Acara besar ini digelar untuk memperingati satu tahun Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sekaligus memecahkan Rekor Prestasi Indonesia-Dunia sebagai pelopor kolaborasi akademisi–bisnis–pemerintah dengan jumlah peserta terbanyak.

Gebyar ABG menjadi panggung gagasan Taruna Ikrar tentang kolaborasi tiga pilar yang ia sebut sebagai “ABG Concept” — formula baru yang ia dorong sebagai mesin transformasi sektor obat dan makanan Indonesia.

“Inisiasi dan kolaborasi merupakan kunci kemajuan di era kita sekarang,” ujar Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat membuka acara secara daring. Gibran menekankan bahwa BPOM kini bukan hanya regulator, tetapi juga generator ekosistem inovasi.

Taruna membalas dengan singkat namun tegas:
“Kami ingin ruang inovasi Indonesia terus tumbuh melalui kontribusi akademisi, dunia usaha, dan pemerintah.”


Menggeser Wajah BPOM: Dari Menara Pengawas Menjadi Mitra Inovasi

Di halaman belakang kantor BPOM, expo inovasi tengah bersiap dibuka. Deretan stan universitas, startup kesehatan, industri farmasi, hingga UMKM memenuhi area. Aroma alkohol laboratorium bercampur wangi kopi dari barista mahasiswa—menghadirkan suasana pameran masa depan.

Inilah strategi Taruna Ikrar terlihat jelas: BPOM bukan hanya pengawas dan pemberi sanksi, tetapi fasilitator yang menjembatani riset dengan industri.

“Pengawasan dan pengembangan industri obat dan makanan adalah tugas besar yang tidak bisa diemban BPOM sendiri,” ujarnya dalam sesi panel.

Dalam konsep ABG, Akademisi menjadi mesin riset dan pembentuk SDM unggul, Business sebagai penggerak hilirisasi dan komersialisasi, sementara Government menjamin keamanan, mutu, dan khasiat produk sekaligus mempercepat kebijakan.

Tantangan utama yang ingin diserang ialah tingginya ketergantungan impor bahan baku obat (BBO) yang masih mencapai 90 persen.
“Riset tidak boleh berhenti di laboratorium. Kita butuh sinergi agar Indonesia mandiri dan mampu melahirkan produk inovatif,” tegas Taruna.

MoU Internasional dan Lalu Lintas Ide yang Mengalir

Puluhan rektor, dekan, dan pimpinan industri dari enam negara — India, Tiongkok, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, dan Indonesia — menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan BPOM. Expo inovasi dibuka langsung oleh Taruna Ikrar bersama sejumlah tokoh, termasuk YM Tengku Dato’ Dr. Hishammudin Zaizi (CEO Ikhasas Group Malaysia), Rektor UGM, UNAIR, USK, Prof. Harun Joko Prayitno (Rektor UMS), serta Dymitro Baskakov dari Age Management Alliance, Amerika Serikat.

Diskusi panel berlangsung dinamis, membahas Advanced Therapy Medicinal Products (ATMP), peluang investasi, hingga masa depan bioteknologi Indonesia. Sesi paling ramai dipandu Stafsus BPOM, dr. Wachyudi Muchsin, yang mempertemukan peneliti dan industri dalam forum lisensi riset.

Besok, Minggu 16 November 2025, agenda business matching dimulai. Sepuluh booth industri internasional hadir bersama 20 perguruan tinggi nasional yang menawarkan hasil riset mereka. UMKM pun mengisi ruang promosi produk.

Rangkaian kegiatan ditutup dengan peluncuran buku-buku inovasi, kompetisi produk, seminar internasional, zumba, donor darah, vaksin hepatitis A gratis, serta hiburan musik dari Iis Dahlia dan Ferry Curtis — melengkapi konsep Merdeka Belajar versi Regulator.



ABG: Jalan Panjang Menuju Kemandirian Obat Nasional

Dalam beberapa tahun terakhir, Taruna menyoroti ketertinggalan Indonesia dalam pengembangan produk medis berbasis terapi sel dan terapi gen. Karena itu, ia mendorong regulasi ATMP yang lebih adaptif agar riset dan industri tidak terhambat birokrasi.

BPOM dalam visinya bukan lagi penjaga pagar tinggi, tetapi jembatan pengetahuan, industri, dan kebijakan. Ia bahkan membawa gagasan ABG ke forum internasional dari Amerika Serikat hingga Tiongkok untuk menarik investasi dan transfer teknologi.

Di dalam negeri, program BPOM Goes to Campus digencarkan untuk menjemput riset dari kampus. “ABG adalah poros percepatan lahirnya kebijakan ilmiah dan berdaya saing,” ujarnya.


Menanam Pohon: Simbol Tumbuhnya Inovasi

Di sela agenda yang padat, Taruna mengajak artis Iis Dahlia, tokoh masyarakat Hercules, dan Ketua Dharma Wanita BPOM RI Elfi Taruna menanam pohon di halaman belakang kantor. Sebuah simbol bahwa inovasi, seperti tanaman, butuh ekosistem yang subur.

“Semangat kolaborasi ini yang ingin terus kami bangun demi kemajuan produk Indonesia,” ucap Taruna.

Panitia menyebut acara ini sukses dan diharapkan menjadi agenda tahunan. BPOM di bawah kepemimpinan Taruna Ikrar seperti sedang menulis bab baru: bab tentang regulator yang tidak hanya menjaga masa kini, tetapi menyiapkan masa depan.(Ikhlas/ Amd) 
Komentar

Tampilkan

  • Dibuka Wapres Gibran, Gebyar ABG Jadi Tonggak Kemandirian Obat dan Riset Indonesia
  • 0

Terkini

Iklan