Oleh: Dr. H. Sulthani, S. H., M. H.
(Advokat dan Pendiri/Pembina Institut Hukum Indonesia)
KONDISI Indonesia saat ini sangat menyedihkan. Beragam pernyataan, sikap, tingkah dan fakta perilaku pejabat dan penyelenggara negara menyayat hati kita semua.
Banyak oknum Menteri dan oknum anggota DPR RI diduga tidak memiliki rasa nasionalisme melindungi kedaulatan rakyat dan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Sementara Presiden Prabowo Subianto juga diduga hanya lantang pidato, tapi minim action program penguatan ekonomi kerakyatan yang memungkinkan terwujudnya masyarakat adil dan makmur, demikian halnya penegakan hukum masih menguntungkan oknum pelaku kejahatan/koruptor dan oknum APH (Aparat Penegak Hukum) yang cenderung merugikan negara/ pencari keadilan.
Demokrasi hanya dinikmati kaum partisan dan penguasa serta kapitalis, dengan mengabaikan kualitas intelektual dan integritas.
Sistem pemerintahan dan penegakan hukum kacau balau/berantakan. Tidak ada lagi tokoh kharismatik dalam struktur pemerintahan yang memiliki substasi nasionalisme. Mereka hanya nyaring bersuara nasionalisme sekedar retorika. Nyaris yang tampak adalah dugaan oknum oportunis yang hanya bisa "berdagang" mencari keuntungan dibalik kekuasaannya.
NKRI dan rakyat, nasibmu kini?
Merdeka hanya katanya....! Rakyat tetap saja dijadikan objek bukan subjek pembangunankarena nyatanya rakyat pada umumnya tidak hidup merdeka. Kesehatan pun dibayar pribadi oleh rakyat melalui program BPJS yang diduga juga dikorup.

Pendidikan perguruan tinggi juga kian mahal (kapitalisasi pendidikan) karena nyatanya masih banyak anak usia kuliah yang harus menganggur tidak bisa melanjutkan pendidikan pada jenjang lebih tinggi karena orang tua tidak mampu membiayai kuliah anak-anaknya.
Kita sedang bersedih.
Indonesia Sedih....!
Indonesia yang kaya raya, tapi yang kaya hanya segelintir. Lebih banyak yang kaya karena jadi "garong" sumber daya alam Indonesia, "garong" uang negara.
Kita semua, sebagai generasi bangsa Indonesia harus ambil bagian dalam menghadapi dan meluruskan kiblat bangsa ini.
Ormas diharapkan dan lembaga pendidikan, serta kaum intelektual sejatinya tampil pada garda terdepan melawan tirani kekuasaan, melawan indikasi pembukaman dan pemdohan publik. Kita harus memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi sebagaimana pesan almarhum bapak Jend.Purn.H. Soeharto, untuk menyelematkan NKRI dan rakyat agar tetap berdaulat menikmati bumi dan air serta kekayaan alam yang ada di atas harus dipergunakan untuk kemakmuran rakyat.
Mari bersatu singkirkan kaum "penjajah intelektual, "penjajah" ekonomi, "penjajah demokrasi dan politik, "penjajah" penegakan hukum dan kaum "penjajah" pengelola pemerintahan negara dan daerah.
Indonesia harus diakui memang sedang tidak baik-baik saja. Indonesia sedang bersedih.
Ayoo...bangkit dan selamatkan Indonesia yang sedang bersedih ini, kita tidak boleh diam lagi, dukung mereka yang sedang berjuang demi Indonesia dan rakyat yang merdeka, jangan apatis, jangan menunggu "langit runtuh", hingga Indonesia tinggal kenangan. Kita diwariskan negara yang kaya raya, hargai dan hormatilah para pejuang yang telah berkorban jiwa raga dan harta demi Indonesia Merdeka, Indonesia adil dan makmur (*)