Rabu 6•08•2025

Iklan

Iklan

Begini Cara Korem 141/Tp Antisipasi Bahaya Laten Komunis dan Faham Radikal

28 November 2017, 3:20 PM WIB Last Updated 2017-11-28T07:20:57Z
Pelaksanaan kegiatan pembinaan antisipasi bahaya laten komunis dan faham radikal.
RAKYATSATU.COM, BONE - Guna meningkatkan kemampuan aparat kewilayahan dalam mendukung pembinaan teritorial yang fungsi utama TNI AD serta menjaga keutuhan NKRI dari ancama bahaya laten komunis dan faham radikalisme, maka sebagai wujud kepedulian pimpinan, dilaksanakan kegiatan pembinaan antisipasi bahaya laten komunis dan faham radikal.

Kegiatan Pembinaan Antisipasi Bahaya Laten Komunis dan Faham Radikal Korem 141/Toddopuli Tahun 2017 yang dilaksanakan di aula Sudirman Korem 141/Tp Jl. Jenderal Sudirman Watampone dan dibuka oleh Kasrem 141/Tp Letkol Inf Sapta Budhy Purnama, Selasa (28/11) diikuti sebanyak 150 orang personel Korem 141/Tp, Balakrem, Yonif 726/Tml, PNS FKPPI dan PPM Kabupaten Bone.

Materi Antisipasi Bahaya Laten Komunis dan Faham Radikal dibawakan oleh Pasi Wanwil Korem 141/Tp Mayor Inf Simon Martes.

Adapun amanat Danrem 141/Tp yang dibacakan oleh Kasrem 141/Tp pada intinya mengatakan kegiatan ini merupakan wujud kepedulian pimpinan untuk meningkatkan kemampuan aparat kewilayahan dalam mendukung pembinaan teritorial, sebagai fungsi utama TNI AD.

"Kita menyadari bahwa dalam masyarakat kita saat ini tengah berlangsung proses perubahan dan perkembangan yang bersifat multi dimensional, baik sebagai akibat dari dampak pembangunan nasional yang semakin dinamis maupun karena pengaruh globalisasi yang demikian cepat dan beragam," ujar Kasrem 141/Tp.
Lebih lanjut, Kasrem 141/Tp yang membacakan amanat Danrem 141/Tp mengatakan, menyadari akan menguatnya pengaruh globalisasi terhadap proses pembangunan nasional, setidaknya akan  menimbulkan dua tantangan besar  yaitu, tantangan yang bersifat eksternal, berupa menguatnya penetrasi dari luar negeri terhadap sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, baik dalam bidang politik, ekonomi maupun sosial budaya bahkan juga terasa di bidang agama. 

Sebagai akibat globalisasi, kita menjadi bangsa yang terbuka terhadap pengaruh luar negeri. Pengaruh dan dominasi negara-negara maju akan terus berlangsung dalam bentuk tekanan ekonomi dan politik dengan menggunakan dalih hak asasi manusia, demokratisasi dan lingkungan hidup, serta pengaruh nilai-nilai budaya diantaranya, cara pandang maupun pemahaman terhadap ajaran-ajaran agama.

Menyikapi berbagai kecenderungan dan kemungkinan ancaman yang akan datang, maka segenap komponen bangsa yang hadir saat ini dituntut untuk mampu memainkan peran sebagai komunikator pembangunan, dalam arti menyampaikan pesan-pesan pembangunan kepada umat, kepada publik dan kepada masyarakat. Jika hal ini mampu dilaksanakan, tentu sangat memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan pembangunan nasional. (Rasul)
Komentar

Tampilkan

  • Begini Cara Korem 141/Tp Antisipasi Bahaya Laten Komunis dan Faham Radikal
  • 0

Terkini

Iklan