RAKYATSATU.COM, BULUKUMBA - Apparalang, salah satu obyek wisata pantai dengan panorama alam yang cukup indah, yang ada di Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan, dan banyak diminati wisatawan lokal.
Sayangnya, destinasi wisata yang satu ini, status pengelolaannya belum sepenuhnya dikelola oleh Pemerintah daerah, sehingga masyarakat setempat lebih dominan mengelola obyek wisata yang satu ini.
Karena pengelolaannya yang lebih dominan oleh warga setempat, sehingga pemkab Bulukumba belum bisa menarik retribusi, meskipun pengunjung obyek wisata Apparalang, harus merogoh sakunya untuk membayar sewa parkir kendaraan kepada warga yang menyediakan lahan parkir.
Minggu (19/2), puluhan pengunjung obyek wisata Apparalang, kecewa karena tidak bisa masuk kawasan wisata itu lantaran warga setempat menutup akses masuk wisata tersebut. Seperti diungkapkan Andi Etty Baso yang ditulis pada akun Facabooknya
Kepala Dinas Pariwisata Bulukumba Muh Ali Saleng yang dihubungi Senin (20/2) mengakui, dirinya sudah menerima laporan dari Kepala Desa setempat, bahwa warga melakukan penutupan di objek wisata Apparalang.
"Betul, Minggu kemarin Apparalang ditutup, baru saja saya terima laporan dari Kepala Desa Ara," jelas Ali tanpa menyebut alasan penutupan obyek wisata tersebut.
Sementara itu, Wakil Bupati Tomy Satria Yulianto yang dikonfirmasi menjelaskan, sampai hari ini Pemda Bulukumba masih diskusi terkait mekanisme pengelolaan Apparallang.
Menurutnya, beberapa bulan lalu atas arahan Bupati, dia mengundang beberapa pemangku kepentingan terkait dengan Apparallang.
"Disepakati bahwa Apparallang adalah tanah negara yang pengelolaannya dibawah kewenangan Pemerintah Daerah," tegas Tomy.
Hanya saja katanya, karena selama ini pengelolaan Apparallang dilakukan oleh pihak ketiga, sehingga perlu disusun mekanisme distribusi manfaat baik pemda, pihak ketiga termasuk Pemerintah Desa sebagai sumber pendapatan asli desa. (edy)
Sayangnya, destinasi wisata yang satu ini, status pengelolaannya belum sepenuhnya dikelola oleh Pemerintah daerah, sehingga masyarakat setempat lebih dominan mengelola obyek wisata yang satu ini.
Karena pengelolaannya yang lebih dominan oleh warga setempat, sehingga pemkab Bulukumba belum bisa menarik retribusi, meskipun pengunjung obyek wisata Apparalang, harus merogoh sakunya untuk membayar sewa parkir kendaraan kepada warga yang menyediakan lahan parkir.
Minggu (19/2), puluhan pengunjung obyek wisata Apparalang, kecewa karena tidak bisa masuk kawasan wisata itu lantaran warga setempat menutup akses masuk wisata tersebut. Seperti diungkapkan Andi Etty Baso yang ditulis pada akun Facabooknya
Kepala Dinas Pariwisata Bulukumba Muh Ali Saleng yang dihubungi Senin (20/2) mengakui, dirinya sudah menerima laporan dari Kepala Desa setempat, bahwa warga melakukan penutupan di objek wisata Apparalang.
"Betul, Minggu kemarin Apparalang ditutup, baru saja saya terima laporan dari Kepala Desa Ara," jelas Ali tanpa menyebut alasan penutupan obyek wisata tersebut.
Sementara itu, Wakil Bupati Tomy Satria Yulianto yang dikonfirmasi menjelaskan, sampai hari ini Pemda Bulukumba masih diskusi terkait mekanisme pengelolaan Apparallang.
Menurutnya, beberapa bulan lalu atas arahan Bupati, dia mengundang beberapa pemangku kepentingan terkait dengan Apparallang.
"Disepakati bahwa Apparallang adalah tanah negara yang pengelolaannya dibawah kewenangan Pemerintah Daerah," tegas Tomy.
Hanya saja katanya, karena selama ini pengelolaan Apparallang dilakukan oleh pihak ketiga, sehingga perlu disusun mekanisme distribusi manfaat baik pemda, pihak ketiga termasuk Pemerintah Desa sebagai sumber pendapatan asli desa. (edy)
