Iklan

Iklan

Kasus HIV di Maros Terus Naik Lima Tahun Terakhir, 165 ODHA Jalani Terapi ARV

01 Desember 2025, 9:57 PM WIB Last Updated 2025-12-01T13:57:13Z

Ilustrasi 




RAKYATSATU.COM, MAROS - Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Maros terus menunjukkan tren peningkatan dalam lima tahun terakhir.

Data Dinas Kesehatan Maros mencatat sebanyak 165 orang dengan HIV (ODHA) menjalani terapi antiretroviral (ARV) sejak 2021 hingga November 2025.

Kenaikan itu terlihat jelas dalam laporan tahunan. Pada 2021 tercatat 23 kasus, naik menjadi 32 kasus pada 2022. Angka tersebut kembali meningkat menjadi 39 kasus pada 2023 dan 48 kasus pada 2024. Hingga November 2025, ditemukan lagi 20 kasus baru.

Dinas Kesehatan Maros menyebut Lelaki Seks Lelaki (LSL) masih menjadi faktor penularan terbesar di wilayah tersebut.

Perkembangan kasus ini dipaparkan dalam peringatan Hari AIDS Sedunia di Ruang Pola Kantor Bupati Maros, Senin (1/12/2025). Acara tersebut dihadiri Bupati Maros Chaidir Syam, Kepala Dinas Sosial Sulsel Abdul Malik Faisal, serta mahasiswa dan pelajar.

Bupati Chaidir menegaskan bahwa upaya pencegahan harus menyentuh hingga tingkat pemerintahan paling bawah. Ia menyebut Pemkab Maros telah mengukuhkan forum masyarakat peduli HIV/AIDS di desa, kelurahan, dan kecamatan sebagai langkah preventif.

“Ini upaya untuk memutus mata rantai penyebaran HIV/AIDS,” ujarnya.

Chaidir menambahkan sosialisasi akan diperkuat, khususnya terkait bahaya perilaku berisiko seperti penyalahgunaan narkoba dan seks tidak aman. Edukasi menyasar generasi muda sebagai kelompok paling rentan.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Sulsel Abdul Malik Faisal mengungkap bahwa tren serupa juga terjadi di tingkat provinsi. Kasus HIV di Sulsel naik dari 1.526 kasus pada 2020 menjadi 1.881 kasus pada 2021. Jumlah itu kembali melonjak menjadi 2.575 kasus pada 2022 dan 2.669 kasus pada 2023, sebelum turun menjadi 2.486 kasus pada 2024.

“Grafiknya naik terus sampai 2023. Penurunan di 2024 bukan berarti kita boleh lengah,” katanya.

Ia menyebut Makassar, Parepare, dan Palopo sebagai daerah dengan kasus tertinggi di Sulsel. Penularan di provinsi ini masih didominasi penggunaan narkoba suntik secara bergantian serta perilaku seks tidak aman.

Abdul Malik menambahkan bahwa angka kematian akibat HIV/AIDS tetap rendah karena penderita wajib menjalani terapi ARV. Ia menyampaikan bahwa fasilitas kesehatan kini menyediakan akses skrining HIV yang lebih luas, terutama bagi kelompok rentan.

“Deteksi dini sangat penting. Kami membuka skrining seluas-luasnya agar penularan dapat dicegah sejak awal,” tegasnya. (Ikhlas/arul) 

Komentar

Tampilkan

  • Kasus HIV di Maros Terus Naik Lima Tahun Terakhir, 165 ODHA Jalani Terapi ARV
  • 0

Terkini

Iklan