Iklan

Iklan

Membanggakan, Rendemen Gula PGB Arasoe Urutan Kedua se-Indonesia

12 November 2020, 12:34 PM WIB Last Updated 2020-11-12T04:34:50Z
RAKYATSATU.COM, BONE
- Rendemen merupakan nilai prosentase perbandingan antara nilai kering (output) terhadap nilai basahnya (saat panen), yang dinyatakan dengan persen (%). Nilai rendemen tebu dihitung dari berat gula yang dihasilkan dibagi dengan berat tebu pada saat akan digiling, lantas dikalikan 100%.


Untung atau tidaknya suatu perusahaan tebu sangat ditentukan oleh nilai rendemen yang dihasilkan setelah proses pengggilingan atau ekstraksi. Semakin besar nilai rendemen yang diperoleh maka semakin besar pula hasil atau output tebu tersebut karena dengan nilai rendemen yang tinggi maka gula pasir yang dihasilkan juga besar.


Sebagai salah satu pabrik gula yang ada di Kabupaten Bone, selain Pabrik Gula Camming (PGC) Bone yang terletak di Kecamatan Libureng, Pabrik Gula Bone (PGB) Arasoe yang terletak di Desa Arasoe Kecamatan Cina, berhasil menempati urutan kedua se Indonesia berdasarkan nilai rendemennya dari 43 pabrik gula yang tersebar di Indonesia.


Bahkan tidak menutup kemungkinan rendemen PGB Arasoe akan berada di posisi pertama sebab masih melakukan penggilingan tebu hingga sekarang. Sedangkan diposisi pertama diraih oleh salah satu pabrik gula yang berada di pulau Jawa ternyata sudah selesai giling.



Manager PGB Arasoe, Andi Arwan Arif Pallampa, yang ditemui Harian  di rumah jabatannya di kompleks kantor PGB Arasoe, Rabu malam (12//11/2020), mengaku optimis meraih peringkat pertama atau terbaik rendemennya se Indonesia.


"Insya Allah kita harus optimis meraih terbaik sebab kita masih proses giling sudah berada diperingkat kedua. Tahun lalu (2019) kita berada diposisi ke lima," ujar Andi Arwan.


Mantan anak Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Bone ini, menjadi Manager PGB Arasoe pada Mei 2019 lalu, bertekad memperbaiki mutu dan kualitas serta kuantitas tebu PGB Arasoe, demikian pula sumber daya manusianya, sehingga hasil produksi gula PGB Arasoe benar-benar bermutu dan berkualitas.


Ia pun menjelaskan, untuk mendapatkan rendemen yang tinggi tidak semudah membalik telapak tangan tetapi dibutuhkan kerja ekstra dan kerjasama serta sinergitas, komunikasi dan kolaborasi semua elemen.


"Ada tiga kriteria untuk mendapatkan rendemen tinggi, yakni tebu harus bersih, segar dan manis atau biasa disebut BSM," ujarnya.


"Tebu tidak boleh kotor dan berampas. Tebu yang masuk harus sebersih mungkin karena kotoran itu menarik gula keluar. Kotoran itu harus dibawah tiga persen. Maka kita harus melakukan analisa ampas stiap jam," jelasnya.


"Tebu yang masuk untuk digiling di pabrik harus segar dalam artian tidak boleh lebih dari 36 jam setelah ditebang sebab jika lama akan menjadi asam yang dikarenakan adanya proses. Di dalam tebu ada namanya enzim sanisilat yang mereduksi gluktosa," jelasnya lagi.


Untuk mendapatkan gula yang manis, tergantung pula dari penebangan. Menebang tebu harus rata tanah karena gula berada paling bawah. Maka disini dibutuhkan skill penebang. 


"Tebu yang sudah ditebang dan dibersihkan dari kotoran harus ditempatkan sebaik dan seaman mungkin agar tidak terlindas oleh roda kendaraan pengangkut tebu," tambahnya.


"Nah, mengelola penebang itu tidak gampang. Apalagi kita memiliki tenaga tebang (penebang) sekira 4.000an orang. Jadi sebelum penebang bekerja kita lakukan dulu edukasi setiap harinya. Makanya kami merekrut 7 orang akademisi yang mengedukasi penebang setiap hari," jelasnya lagi.


Sementara kualitas gula dipengaruhi oleh ukuran dan warna gula. Jika gula terlalu kecil maka gampang lembab dan semakin putih warna gula semakin banyak yang suka.


Andi Arwan juga menambahkan bahwa pada tahun 2019, PGB Arasoe memproduksi gula sekira 17.000 ton dengan luas lahan 3.500 ha dan tahun ini diprediksi mencapai 21.209 ton dengan luas lahan tebu 4.000 ha.


 "Kita masih memiliki lahan kosong sekitar 3.000 ha yang terdiri dari jalanan, bukit. Jadi selain ditanami tebu ada juga yang kita manfaatkan untuk sawit. Untuk harga, khusus gula PGB Arasoe yang diberi nama/lebel Gulata yang dipasarkan di Kabupaten Bone sektar 500 ton, dibanderol dengan harga Rp 11.600 per kilogram," pungkasnya.  (Rasul)

Komentar

Tampilkan

  • Membanggakan, Rendemen Gula PGB Arasoe Urutan Kedua se-Indonesia
  • 0

Terkini

Iklan