Pasalnya, Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Muchtar Ngabalin bersama sejumlah alumni Universitas Indonesia (UI) dalam video yang berdurasi 0.35 menit menyatakan mengatasnakaman komunitas anak bangsa for Jokowi dua periode.
Dalam rekaman video tersebut, Ali Muchtar Ngabalin dan kawan-kawan mengatakan menggunakan simbol lanjut, lawan dan libas.
Hal itu pun mendapat reaksi dan kritikan dari mantan Ketua DPP KNPI, Andi Yuslim Patawari (AYP).
AYP menilai Ali Muchtar telah kebablasan menempatkan diri sebagai bagian dari salah satu perpanjangantangan Presiden Jokowi. Terlebih lantaran dalam video pendek tersebut mengesankan arogansi yang dinilai tidak mencerminkan kepribadian Jokowi.
“Ali Ngabalin jangan kebablasan. Ini bisa merubah persepsi masyarakat seolah Jokowi arogan,” kata mantan Ketua DPP KNPI, Andi Yuslim Patawari di Makassar, Minggu (06/8).
Menyampaikan kalimat arogan demikian disebut sangat tidak elok. “Justru menurut saya ini kurang terpelajar,” tegas AYP. (Rasul)
.jpg)