Seketaris dinas kesehatan tana toraja, Daud Dudung
RAKYATSATU.COM, TORAJA - Dinas kesehatan kabupaten tana toraja hingga saat ini, belum memiliki vaksin Difteri yang seharusnya sudah diberikan kepada masyarakat, untuk pencegahan penyebaran penyakit Difteri.Hal ini dikarnakan tidak adanya anggaran dari pusat maupun provinsi sulsel untuk pengadaan vaksin difteri. Dengan anggaran yang tidak memadai pun, akhirnya dinas kesehatan tak dapat berbuat banyak. Bentuk pencegahan pun hanya bisa disuarakan di pertemuan musyarawah antar lembang (musrembang) yang membahas program tahun 2019.
Seketaris dinas kesehatan tana toraja, Daud Dudung mengatakan, nantinya bahaya penyakit difteri, akan lebih ditekankan kepada 21 puskesmas yang ada di tana toraja.
"Saat ini, kami intruksikan tim posyandu dan penyuluh bahwa jangan sampai ada bayi yang tidak tercover," ujarnya
Swiping pun harus dilakukan 1/ 3 bulan, sehingga data yang dimiliki akurat, dengan melihat sasaran atau jika didapatkan ada bayi yang tidak mendapat imunisasi maka harus segera ditindaki dengan memberi imunisasi sesuai tahapan yang telah dilakukan sebelumnya.
"Data per tahun 2017, jumlah bayi yang ada di kabupaten tana toraja sejumlah 12.065 bayi. Jumlah ini berdasarkan jumlah bayi yang telah mengikuti imunisasi dengan tahapan, dpt 1 =4.004 bayi, dpt 2 = 4.070 bayi, dpt 3 = 3991 bayi," jelas Daud
Sementara itu, Direktur RS Lakipadada, dr. syafari mangopo mengatakan, hingga pada saat ini belum ada kasus penyakit difteri yang mereka tangani, sehingga ketersediaan vaksin pun tentunya tidak ada.
Diketahui, munculnya penyakit mematikan seperti difteri mulai menyerang. Difteri yang merupakan penyakit yang muncul karena adanya bakteri Corynebacterium diphtheriae ini, menyerang saluran pernapasan. Saat bakteri ini masuk ke tubuh yang kondisinya sedang lemah dan tidak diimunisasi lengkap, bakteri bisa dengan mudah berkembang dan hidup. (Kris)
