Iklan


Iklan

Kisah Perjalan Hidup Supriansa Hingga Sukses (I)

18 Oktober 2017, 9:35 AM WIB Last Updated 2018-12-27T06:19:50Z
Keinginan Kuat Supriansa, Hingga Kedua Orang Tuanya Nyaris Bercerai


RAKYATSATU.COM, SOPPENG - Raihlah cita-citamu setinggi langit, hal inilah yang pantas disandang Wakil Bupati Soppeng Supriansa.

Hidup dalam keluarga tidak mampu di Dusun Leworeng yang saat ini bernama Empagae, Desa Kessing, Kecamatan Donri-donri, Kabupaten Soppeng.

Usai menyelesaikan studinya di SMA Negeri 2 Watansoppeng, Supriansa berkeinginan melanjutkan Sekolahnya kejenjang pendidikan lebih tinggi.

Hidup dari keluarga tidak mampu, Supriansa menyampaikan niatnya kepada orang tuanya untuk kuliah di Makassar, namun hal tersebut ditolak oleh Ayahnya dikarenakan biaya untuk kuliah sangatlah mahal.

"Saat itu, Ayah saya menolak, karena biaya sangat mahal, dan saat itu pula, banyak sarjana pulang kampung untuk bertani," cerita Supriansa saat melaksanakan subuh mengaji di Mesjid Al' Ikhlas Desa Enrekang, Kecamatan Ganra, beberapa waktu yang lalu.

Namun saat itu, lanjut Supriansa, keinginan dirinya untuk kuliah dikabulkan oleh Ibunya, meski Ayahnya sangat menolak keinginan dirinya hingga ingin menceraikan Ibunya jika keinginan Supriansa dikabulkan.

"Ibu saya pada saat itu hanya bisa memberikan gelang emas, dan nenek saya memberikan kalung emas untuk dijual agar bisa kuliah di Makassar," cerita Supriansa

Dengan keyakinan besar, dengan ucapkan Bismillahirrahmanirrahim, dirinya berangkat menuju ke Makassar untuk menggapai cita-citanya meski Ayahnya tidak mengatahui bahwa anaknya akan melanjutkan pendidikannya di Makassar.

Keinginan yang kuat untuk melanjutkan pendidikan disalah satu Universitas Swasta di Makassar, rupanya tidak berjalan mulus, sejumlah rintangan harus dia lewati, dan harus rela tinggal di kamar kost dengan ukuran 1,5x2 meter tergolong sempit.

"Saat kuliah saya betul-betul penuh dengan penderitaan, dan harus sehemat mungkin  mengeluarkan uang," ujarnya.

Tidak sampai disitu, jika uang saku sudah habis, Supriansa hanya bisa mengirim surat melalui mobil angkutan untuk meminta uang kepada Ibunya, karena pada saat itu hanya surat yang bisa menyampaikan pesan saya di kampung.

"Kalau uang sudah habis, saya kirim surat, saat itu belum ada handphone, jadi harus nunggu balasan suratnya hingga berhari- hari," kata Supriansa saat menceritakan kisahnya. (Red)






Komentar

Tampilkan

  • Kisah Perjalan Hidup Supriansa Hingga Sukses (I)
  • 0

Terkini

Iklan