Hal itu ditegaskan Komandan Detasemen Brimob Bone, Kompol Safari saat coffee morning dengan puluhan wartawan di Kabupaten Bone di cafe Rin (samping) Mako Brimob Bone, Jl MH Thamrin Watampone, Selasa (10/04). Apalagi, Brimob Bone tidak mengetahui sebelumnya kalau lahan itu bersengketa.
"Kami tegaskan kalau kami tidak mengetahui kalau lahan itu bersengketa. Ini dilakukan hanya karena sisi kemanusiaan
Kalau suatu saat nanti lahan tersebut harus digusur maka Brimob siap membantu karena tempatnya bukan permanen dan mudah diangkat untuk dipindahkan," tegas Kompol Sapari.
Kompol Sapari juga menjelaskan bahwa bedah rumah yang dilakukannya hanya semata-mata dan murni karena nilai sosial kemanusiaan Brimob tidak akan memback up kalau suatu saat pak Ambo Asse digusur.
"Sekali lagi saya hanya membantu karena sisi sosial kemanusiaan. Tidak ada niat sedikitpun untuk membantu pak Asse menguasai tanah tersebut, yang dibantu atap dari rumbia ke seng, dindingnya yang sudah lapuk termakan rayap dan bolong-bolong diganti dengan papan agar layak huni dan luasnya sekira 5 x 9 meter," jelasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kalau Detasemen Brimob Bone membantu Ambo Asse, seorang tuna netra yang tinggal bersama istrinya di sebuah rumah tak layak huni melalui program Brimob Rp1000/hari dari sumbangan anggota Detasemen Brimob Bone, dan belakangan lahan tempat rumah Ambo Asse bermasalah.
Pada kesemlatan tersebut, Kompol Sapari juga merasa prihatian atas kejadian yang di Makassar, penganiayaan wartawan yang dilakukan oknum anggota Brimob.
"Mewakili organisasi Brimob di Bone, walau itu bukan anggota saya tetapi sebagai anggota Brimob, saya merasa prihatin dan minta maaf. Saya tetap berharap agar sinergitas kita tetap dan terus terbina dan terjaga," pungkasnya. (Rasul)
.jpg)