Iklan

Iklan

Begini Sosok Anwar Sadat Dimata Sahabatnya Wawan Mattaliu

18 April 2018, 2:56 PM WIB Last Updated 2018-04-18T06:57:02Z
RAKYATSATU.COM, WAJO - Wakil bupati Wajo dari pasangan BARAKKA, Anwar Sadat punya kesan baik diteman-temannya. Begini sosok Anwar Sadat dimata sahabatnya, Wawan Mattaliu.

Seperti apa persahabatan itu engkau maknai? Saya sederhana saja, ketika ada palung kosong di dadamu ketika seseorang itu pergi. Meski sesungguhnya tak pergi jauh, tapi akhirnya berjarak karena keadaan dan ada lirik kehilangan yang muncul di debar jantungmu.

Saya merasakannya dua bulan terakhir dan saya yakin tak sendiri. Ada puluhan orang bahkan ratusan orang yang kesehariannya berjibaku di urip 59 turut merasakannya. 

Lelaki muda yang subur itu, seperti menjejakkan senyumnya di setiap sudut tempat ini. Sapaan hangatnya masih menyisakan vibrasi di setiap lorong. Dan kini dia utuh tak lagi di urip 59. Dia pulang kampung untuk sesuatu yang lebih baik. 

Jujur saja, saya agak menyesal turut mensupportnya untuk kembali ke Wajo. Saya dan banyak kawan akhirnya harus kehilangan tempat bertanya tentang banyak nilai. Juga kehilangan kawan canda yang manusiawi. Saya kehilangan kawan yang amarahnya entah di simpan di mana sehingga tak pernah muncul ke permukaan.

Saya yakin bukan hanya fraksi Sulsel Bersatu yang kehilangan. Tapi sungguh menjadi egois untuk menahan hasrat orang banyak untuk membawanya pulang demi Wajo yang lebih baik. Pada titik ini saya harus pasrah. 

Saya ingat diskusi kecil dengannya, tentang Wajo yang religius tapi modern dan memanusiakan. Dia paparkan harapannya untuk melihat Wajo bertumbuh dengan identitasnya sebagai kabupaten santri tapi sanggup mengakselerasi daerah lain dengan memaksimalkan anak-anak muda yang progresif. Dia membayangkan Lipa Sabbe juga Danau Tempe menjadi local identity yang tergarap maksimal. Lipa Sabbe bisa hadir di panggung kebudayaan dunia juga di lurusnya catwalk-catwalk Paris. Dan orang-orang berbondong datang ke Danau Tempe melepas penat dengan bahagia, darimana pun orang itu datang. Air bersih untuk semua, juga ikhtiar untuk mendorong petani sampai pada penghidupan yang bersahaja.

Saya membayangkan apa yang ada di kepalanya, adalah sebuah Kabupaten yang berderap. Sebuah kabupaten yang menjadi jembatan kultural yang asyik dan tetap memiliki karakter lokal yang kuat. 

Saya paham, dia punya pengalaman empirik tak hanya karena dia di urip 2 periode. Tapi masalalu dan genetika yang merambat di tubuhnya lebih dari cukup untuk membawa Wajo ke arah yang lebih bercahaya. 

Mesir dan kota-kota besar Eropa yang menjadi pertautan budaya tentu akan menjadi referensinya. Kitab-kitab yang merawat norma pasti akan menjadi demarkasi kebijakan. Dan ada darah Topanrita yang melengkapi kesemua itu. Darah yang akan membungkus kebijakan untuk selalu "wa ta awanu alal birr wa taqwa."

Dan semakinlah saya yakin, bahwa kesemua ini adalah kado bersahaja untuk Wajo. Insya Allah, di puncak pemerintahan Wajo nanti akan ada seseorang yang hampir seluruh waktunya berfikir tentang kesehatan Wajo secara holistik. Tak hanya kesehatan tubuh, tapi pula kesehatan ekonomi seluruh warganya, kesehatan kebudayaan yang  bermartabat. 

Dan Anwar Sadat mengambil tempat disisinya, merawat moralitas dan semangat anak-anak muda untuk senantiasa bangga sebagai wija to wajo.

Saudaraku KH. Anwar Sadat bin Abdul Malik LC.,MA.
Sampai saat ini perasaan kehilangan dirimu itu masih berjejak. Tapi Wajo yang memanggilmu jauh lebih penting. Ada banyak orang yang menunggu dirimu untuk menjadi menjadi Wajo sebagai sebuah rumah yang lebih hangat. Dan saya yakin, Allah menggariskan itu sebagai tugasmu.

Selamat berjuang saudaraku. Doa kami diperjuanganmu.

Dirimu dan pak dokter adalah paket Barakka yang sesejatinya Barakka.
Komentar

Tampilkan

  • Begini Sosok Anwar Sadat Dimata Sahabatnya Wawan Mattaliu
  • 0

Terkini

Iklan